15.000 Vaksin Covid-19 Tiba di Sulut

MANADOLINE – 15.000 dosis Vaksin Covid-19 Sinovac tiba di Sulawesi Utara (Sulut), Selasa (5/1/2021) pagi.

Vaksin Covid-19 saat tiba di Dinkes Provinsi dan diterima langsung Kepala Dinas dr Debbie Kalalo, Selasa (5/1/2021) (foto:Ist)

Tim Kehumasan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sulut Dr Steaven Dandel MPH mengatakan, saat ini vaksin tersebut aman tersimpan di coldroom Dinas Kesehatan Daerah (Dinkes) Provinsi.

“Vaksin sudah tiba tadi pagi jam 6 lewat penerbangan Batik Air. Saat ini vaksin sudah aman tersimpan di coldroom Dinkes Provinsi,” jelas dr Dandel saat ditanya wartawan melalui grup di WhatsApp beberapa jam lalu.

Dijelaskannya, sampai Senin 4 Januari 2021 kemarin pukul 13 00 Wita, ada 22.104 SDMK yang sudah didaftar secara online.

Menurutnya, proses penyuntikkan memakan waktu yang cukup lama. Karena itu, menyuntik 22.104 orang itu tidak selesai dalam satu hari.

“Kami punya pengalaman menyuntik 120.000, selesainya 4 bulan. Jadi kalau baru datang 15.000 itu, masih ada waktu untuk yang 8000 tiba guna menyelesaikan yang 22.104,” tuturnya.

Sementara, Pemerintah Provinsi sangat mendukung upaya Vaksin Covid-19.

Terbukti kemarin Selasa (5/1/2020), Gubernur Sulut Olly Dondokambey diwakili Sekprov Edwin H. Silangen, didampingi Asisten I Setda Prov. Sulut Edison Humiang beserta Kadis Kesehatan Prov. Sulut Debby Kalalo mengikuti Rapat Koordinasi Kesiapan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 dan Kesiapan Penegakan Protokol Kesehatan (Prokes) Tahun 2021 (secara Virtual) yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, di Ruang Command Center Kantor Gubernur Sulut.

“Di awal tahun ini mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan perlindungan, pertolongan, kesehatan kepada kita semua agar dapat bekerja lebih baik dalam rangka melayani masyarakat sekaligus juga menghadapi persoalan pandemi Covid-19,” ucap Mendagri.

Selanjutnya Menkes Budi memaparkan Kesiapan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19.

Menkes Budi menyampaikan tugas yang diberikan oleh Pak Presiden dalam jangka pendek adalah menyelesaikan program vaksinasi dengan sebaik-baiknya dan mengatasi pandemi ini dengan secepat-cepatnya.

Untuk itu Menkes mengapresiasi Mendagri yang telah memberikan kesempatan untuk sharing dengan para Kepala Daerah terkait Program Vaksinasi Covid-19.

“Dari 269 juta penduduk Indonesia yang berusia di atas 18tahun, kita identifikasi ada 188 juta rakyat. Dari 188 juta ini, yang dikeluarkan karena kondisi hamil, memiliki komorbit (Penyakit bawaan) yang banyak, dan pernah terkena Covid-19 jadi tinggal 181 juta rakyat. 181 juta inilah yang menjadi target vaksinasi kita. Karena vaksinasi membutuhkan 2 dosis, jadi dikali 2. Sesudah itu, kita mencadangkan 15% dari jumlah tersebut jadi total 426 juta. Itu adalah angka jumlah dosis vaksin yang harus kita siapkan.” ungkap Menkes Budi.

Menkes Budi mengungkapkan bahwa saingan untuk mendapatkan vaksin ini di dunia, tinggi sekali. Karena jumlah penduduk dunia ada 7,8 miliar, jika yang harus divaksinasi 70% sekitar 5,5miliar, dikalikan 2 jadi total 11miliar. Sedangkan produksi vaksin di dunia, kapasitasnya hanya 6,2miliar, itupun sudah dipakai untuk vaksin yang lain. Jadi membutuhkan waktu antri sekitar 2tahun untuk mendapatkan vaksin tersebut. Dan Indonesia bersyukur telah mendapatkan vaksin tersebut.

“Ada 4 (empat) jenis vaksin yang sudah kita secure (amankan), yaitu dari Cina “Sinovac” 125juta, itu sudah kontrak pasti, dari Amerika-Canada “Novavax” 50juta, dari Inggris “AstraZeneca” 50 juta, “Covax/Gavi” organisasi multilateral, Badan WHO yang memberikan akses vaksin ke negara-negara menengah ke bawah, termasuk Indonesia, sejumlah 10% dari populasi kita yaitu 54juta, dan diberikan secara gratis, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan mendapat kontrak dengan “Pfizer” perusahaan Amerika-Jerman 50juta. Jadi total vaksin yang pasti sudah dimiliki adalah sekitar 270’an juta. Sisanya berupa opsi dari 420’an juta yang dibutuhkan.

Menkes Budi juga memaparkan jadwal kedatangan vaksin mulai dari bulan Januari 2021 sampai dengan Maret 2022.

Selanjutnya Menkes Budi memaparkan tahapan pemberian vaksin, yaitu:

Tahap I: Periode vaksinasi Januari – April 2021

Petugas Kesehatan 1,6juta
Petugas Publik 17,4juta
Tahap II: Periode vaksinasi April 2021 – Maret 2022

Masyarakat Rentan 63,9juta
Masyarakat Lainnya 77,1juta
Menkes Budi juga mengingatkan kepada seluruh Kepala Daerah untuk dapat memastikan dan memonitor data Tenaga Kesehatan adalah valid, semua telah terdaftar.

Rencana Penyuntikan Vaksin perdana pada 13 Januari 2021, diikuti secara serentak di 34 Provinsi.
Bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan dan partisipasi tenaga kesehatan danpublik dalam program vaksinasi gratis bertahap.

Dengan program menyiarkan secara langsung dan positif proses vaksinasi pertama di Indonesia, dilakukan pada tiga kelompok, yaitu:

Pejabat Publik Pusat dan Daerah (Presiden, Menteri, Gubernur, Panglima, Jendral, Kepala Dinas Kesehatan, Sekda, Pangdam, Kapolda, dan Direktur Utama RSUD Rujukan Covid-19).

Pengurus Asosiasi Profesi Tenaga Kesehatan dan “Key Leader” Kesehatan Daerah
Tokoh Agama Daerah (Perwakilan Nahdatul Ulama, Perwakilan Muhammadiyah, Perwakilan Organisasi Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konghuchu)

“Jadi penyuntikan perdana akan dilakukan di Jakarta, Bapak Presiden, tanggal 13 Januari, hari Rabu depan. Ini kami harapkan segera diikuti penyuntikan di provinsi hari Kamis dan paling lambat hari Jumat,” ucap Menkes Budi.

(kan/*)