3 Tahun Terakhir Kasus HIV dan TBC di Mitra Meningkat

dr Ranny J Losung dan beberapa staf saat melakukan pendataan terkait HIV dan TBC di Mitra.

RATAHAN — Kasus penyakit HIV dan TBC di Minahasa Tenggara (Mitra) terus meningkat pada tiga tahun terakhir. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan dr Helni S Ratuliu, melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian penyakit menular dr Ranny J Losung.

Menurut Losung data yang diambil dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, sejak 2016 kasus HIV di Mitra terdapat 30 kasus, 2017 43 kasus dan 2018 58 kasus.

“Untuk penyakit menular TBC sejak 2016 ada 143 kasus, 2017 184 kasus dan 2018 213 kasus,” ujar Losung didampingi staf Grace D Sompie SKep Ns dan Cindy Sumilat SKep.

Lanjut, dikatakannya pihak Dinkes Mitra telah melakukan edukasi kepada masyarakat, agar kasus tersebut tidak lagi bertambah.

“Kami sudah ada alat rapid tes untuk mendeteksi dini penyakit HIV/AIDS. Kemudian ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan agar tidak tertular kepada bayi yang dikandung,” sebutnya.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Mitra dr Helny Ratuliu saat diwawancara menjelaskan pihaknya terus melakukan langkah langkah preventif untuk meminimalisir semua permasalahan kesehatan di masyarakat.

“Termasuk bagaimana mencegah adanya atau munculnya penyakit menular seperti HIV dan TBC,” jelasnya.

Bahkan Ratuli mengatakan, langkah berupa sosialisasi di masyarakat makin di tingkatkan.

“Mulai di Puskesmas hingga ke desa kami sosialisasikan. Juga ikut memberikan penyuluhan kesehatan terkait bagimana mengedukasi arti pentingnya kesehatan ditengah keluarga dan masyarakat,” terang Ratuliu.

Lebih lanjut, pihak Dinkes masih terkendala karena masyarakat masih enggan memeriksakan diri karena mungkin malu jika sudah terkena HIV dan TBC.

“Salah satu kenapa masih saja ada penyakit HIV dan TBC, karena banyak kasus pasien enggan memeriksakan diri di Puskesmas atau ke Dokter karena merasa malu,” sebutnya.

Ditambahkan, jika pasien cepat melakukan pemeriksaan, maka akan cepat juga di tangani oleh tim medis.

“Meski begitu, kami secara berkala terus mendeteksi dini setiap adanya gejala bahkan laporan masyarakat atau petugas medis di lapangan terkait munculnya kasus penyakit HIV danTBC,” pungkas Ratuliu. (fensen)