APD dan Reagen PCR Paling Dibutuhkan Dalam Penanganan Covid-19

Tim Pakar dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang terdiri dari beberapa tim ahli juga telah merumuskan sejumlah pedoman pencegahan untuk masyarakat serta penanganan medis di fasilitas kesehatan.

JAKARTA – Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof drh Wiku Adisasmito M.Sc, Ph.D mengatakan bahwa dalam penanganan virus corona saat ini yang paling dibutuhkan adalah alat pelindung diri (APD) dan juga perangkat alat untuk melakukan uji laboratorium. Hal tersebut disampaikan Wiku dalam konferensi pers di Kantor Graha BNPB pada Jumat (22/2) sebagaimana hasil perumusan yang dilakukan oleh tim pakar mengenai priortas alat kesehatan yang dibutuhkan saat ini.

“Prioritas saat ini adalah APD, perangkat uji laboratorium seperti reagen RT-PCR, viral transfer media (alat untuk mengirim sampel virus), rapid diagnosys test (kit tes cepat), dan nassal swab (alat untuk mengambil spesimen),” ujar Wiku.

Selain itu alat kesehatan yang juga dibutuhkan dalam perawatan pasien COVID-19 adalah ventilator untuk membantu pernapasan bagi pasien yang mengalami gejala sesak napas.

Wiku juga menjelaskan bahwa laboratorium yang ada di berbagai daerah di Indonesia sebenarnya bisa melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi virus COVID-19. Namun hal itu membutuhkan reagen RT-PCR untuk setiap laboratorium.

“Sebenarnya laboratorium di Indonesia yang memiliki RT-PCR jumlanya cukup banyak dan itu apabila disediakan dengan reagen yang tepat akan mampu melakukan pemeriksaan lebih cepat,” kata Wiku.

Tim Pakar dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang terdiri dari beberapa tim ahli juga telah merumuskan sejumlah pedoman pencegahan untuk masyarakat serta penanganan medis di fasilitas kesehatan.

Yaitu pedoman mengenai komunikasi informasi serta edukasi masyarakat tanpa tatap muka, pedoman tata kelola rujukan pasien dan calon pasien, tata kelola rapid test di laboratorium, tata kelola pasien di rumah sakit, tata kelola karantina dan isolasi, dan tata kelola penanganan pasien meninggal.

Terakhir Wiku menyebutkan tim pakar juga melakukan pratinjau terhadap berbagai hibah alat kesehatan dan logistik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk menyeleksinya sebagaimana prioritas yang dibutuhkan. (swb).