Astaga Gengsi Direhabilitasi, Pengguna Narkoba Sulut Lari Ke Jawa

Ilustrasi
Ilustrasi

MANADO– Pengaruh sosiologi dan kultur membuat pengguna narkoba Sulawesi Utara (Sulut) gengsi lakukan rehabilitasi di daerah asalnya.

Ketua Gerakan Anti Narkotika (Granat) Sulut Pdt Billy Johanes saat konferensi pers di Ruang Tumbekala Kantor Gubernur Sulut, Rabu (12/4/2017) kepada sejumlah wartawan menambahkan, kebanyakan pengguna narkoba lari ke tempat lain untuk mendapat perawatan.

“Sangat disayangkan juga, faktor keluarga masing-masing pengaruhi si pengguna dengan alasan gengsi. Kami Granat dapati, mereka inginkan rehabilitasi misalnya di Bandung Jawa Barat (Jabar),”tambah Johanis.

Diketahui, tempat rehabilitasi Sulut baik milik pemerintah dan swasta berada di Tampusu dan Remboken Kabupaten Minahasa.”Sekarang sepi peminat, itulah kalau benak keluarga merasa malu membawa anak atau saudara terbongkar aib, jadinya mereka putuskan perawatan di luar Sulut,”bebernya.

Padahal, ia mengakui masih ada alternatif lain jika merasa gengsi yakni ke Rumah Sakit (RS) Ratumbuysang Manado untuk perawatan.

“Rata-rata pengguna narkoba yang jalani rehabilitasi baik rawat jalan di RS Ratumbuysang, Tampusu dan Remboken berusia 17 tahun ke atas,”jelasnya.

Granat sendiri terus mengupayakan pengawasan dan penyuluhan salah satunya memerangi narkoba, melihat barang haram tersebut bisnis yang sangat menggiurkan.

Rep/editor: (srikandi)