Besok, IWO Manado Deklarasi #antiHOAXX dan #jurnalismeSANTUN di Upacara Sumpah Pemuda

MANADO – Semakin menggilanya penggunaan media sosial di tengah masyarakat seiring berkembang pesatnya teknologi belakangan ini membuat penyalahgunaan informasi atau hoaxx lewat medsos ikut tidak terbendung.

Penggunaan medsos inipun tak lepas dari ‘makanan empuk’ keseharian para pekerja media siber yang terhimpun dalam Ikatan Wartawan Online (IWO) Kota Manado.
Tak heran jika IWO Kota Manado ikut terpanggil untuk memerangi penyebaran kabar bohong atau hoaxx di medsos.

Bukti IWO angkat bendera perang terhadap Hoaxx ini dinyatakan dalam bentuk deklarasi di sela-sela upacara Hari Sumpah Pemuda ke-90 yang akan berlangsung di lapangan Sparta Tikala, Senin (9/10/2018) besok pagi.

“Upacara ini diselenggarakan KNPI dan GMKI lewat kerjasama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Manado. Kami sudah koordinasi dengan panitia dari Dispora dan mereka mensupport deklarasi anti Hoaxx oleh IWO Manado bagian dari upacara Sumpah Pemuda itu,” jelas Ketua IWO Kota Manado, Anto Reppy.

Selain menolak Hoaxx, secara bersamaan IWO Manado juga akan mendeklarasikan diri sebagai Jurnalis Santun.
Menurut Anto, IWO Manado juga harus tampil sebagai Jurnalisme Santun selain menolak Hoaxx menyusul pekerja media biasanya akan menjadi terkotak kotak di saat memasuki tahun politik.

“Inikan sudah mulai masuk tahun politik pemilu legislatif, Pilpres dan Pilkada serentak tahun 2020. Ditakutkan riak-riak politik akan berimbas pada keharmonisan kita sesama wartawan. Jadi IWO Manado mencoba tampil dengan mengusung Jurnalisme Santun Anti Hoaxx agar kami para pekerja media tetap solid satu sama lain,” ungkap mantan wartawan media cetak Group Jawa Post ini.

Apalagi kabar bohong atau Hoaxx diketahui sangat berpotensi merusak keharmonisan dan kedamaian NKRI. “Hoaxx ini sudah menjadi musuh besar, musuh bersama dan musuh bangsa,” ujar Anto.

Ada 7 poin anti Hoaxx dan Jurnalisme Santun akan dideklarasikan IWO Kota Manado.

“Mudah-mudahan dengan deklarasi kami ini, torang samua pekerja media, para wartawan terus solid satu sama lain. Tidak ada lagi terkotak-kotak. Sebab profesi jurnalis ini sudah menjadi dunia kita, tempat kita berteduh, tempat kita bekerja dan tempat kita berkontribusi,” pungkas Anto. ***