Ditengah Kontroversi Transportasi Online, GoJek Tampil Simpatik Meriahkan HSP di Manado

Ratusan GoJek Manado mengikuti konvoi memeriahkan Hari Sumpah Pemuda ke-89

MANADO –  Ada pemandangan unik dan menarik perhatian di sela-sela perayaan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-89 di Kota Manado, Sabtu (28/10/2017).

Usai apel akbar para pemuda dari sejumlah organisasi kepemudaan di Manado lewat upacara bendera dipimpin Wali Kota, GS Vicky Lumentut selaku Irup di lapangan Sparta Tikala, dilanjutkan konvoi memeriahkan HSP dari berbagai elemen dan organisasi peserta upacara.

Konvoi mengitari jalan seputaran lapangan Tikala itu ada dari unsur TNI, FKPPI, Polresta Manado, PMI dan organisasi lain. Menarik, dari sekian banyak peserta konvoi itu, para GoJek ikut di dalamnya.

Penampilan ratusan GoJek baik perempuan dan laki-laki dengan seragam lengkap Jeket dan Helm bertuliskan GoJek spontan menarik perhatian dan menarik simpatik masyarakat yang sedang menonton apel HSP tersebut.

Bahkan mereka juga bergabung di lapangan Sparta Tikala bersama-sama peserta konvoi lainnya dilepas dari garis star.

Para GoJek saat berkumpul di garis star Lapangan Sparta Tikala

“Wah.. wah. Ini menarik. Salut buat para GoJek di Manado. Ternyata mereka juga punya rasa nasionalisme meski lagi dirundung komplen besar-besaran para sopir mikro yang menolak beroperasi transportasi online di Kota Manado,” kata seorang petugas kepolisian saat bersua dengan Manado Line.

Sekadar diketahui, pasca aksi demo besar penolakan transpotasi online di Kota Manado, Pemkot Manado melalui Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) langsung mengeluarkan surat penutupan kantor transportasi online di Kota Manado dengan alasan tidak memiliki izin usaha.

Amran, salah satu GoJek mengaku, keterpanggilan mereka meramaikan HSP ke-89 ini karena rasa solidaritas sesama anak daerah untuk membangun Kota Manado.

“Kami menginginkan Manado itu aman, damai. Ini torang pe rumah. Kalo torang hidup rukun terus, torang juga mo mencari aman-aman. Kami juga manusia. Di rumah ada istri dan anak menunggu. Kami semua punya beban keluarga untuk dihidupi,” kata Amran.

Puluhan GoJek berharap, Pemkot Manado dalam mengambil kebijakan social harus melihat juga masyarakat masyarakan kalangan bawah. “Kita pe penghasilan untuk hidupi keluarga setiap hari Cuma dari GoJek ini. Cuma ini kita pe keahlian,” timpal Udi, GoJek lainnya. ***

Peliput/penulis: antoreppy