Ekonomi Sulut Tumbuh di Tangan ODSK

MANADO– Dibawa pemerintahan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK), pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Utara (Sulut) terus meningkat sejalan dengan perkembangan global dan nasional

Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw

Sesuai data yang di publis Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalan akun website resminya hubmaspemprovsulut.com Selasa (2/7/2019) merilis bahwa, tahun 2017, ekonomi Sulawesi Utara tumbuh hingga 6,32% dan merupakan tertinggi dalam empat tahun terakhir. Di tahun 2018 ekonomi Sulawesi Utara meningkat, dimana pada triwulan III mencapai 6,01%, atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,27%.

Sementara itu, nilai ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada Juli 2018 tercatat sebesar US$ 71,33 juta dan impornya senilai US$ 13,94 juta. PDRB di tahun 2017, harga berlaku berada pada angka 110.16 triliun rupiah dan untuk harga konstan berada pada angka 79.50 triliun rupiah, sedangkan untuk tahun 2018 pada semester pertama PDRB harga berlaku berada pada angka 56.02 triliun dan harga konstan berada pada angka 39,55 triliun rupiah.

Angka kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2016 berada pada angka 8,20% dan terus menurun hingga pada angka 7,9% di tahun 2017, dan mampu ditekan hingga angka 7,59% di tahun 2018. Sedangkan angka pengangguran pada tahun 2016 sebesar 6,20% mampu ditekan hingga 6,18% di tahun 2017, dan menembus angka 6,86% di tahun 2018. Gini Ratio tahun 2017 sebesar 0,39%, sama dengan posisi pada t 2016. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 2017 berada pada skala 71,66 lebih baik dibanding 2016 pada skala 71,05.

Investasi tahun 2018 di Sulawesi Utara sebesar 6,970 triliun rupiah, yang terbagi atas PMA (penanaman modal asing) sebesar 4,054 triliun rupiah atau 81,2% dari total investasi, dan PMDN (penanaman modal dalam negeri) sebesar 2,916 triliun rupiah atau 18,8% dari total investasi. Secara keseluruhan angka tersebut mengalami peningkatan dibanding total investasi di tahun 2017 yang berada pada angka 6 triliun.

(srikandi)