Gubernur Olly Luncurkan Buku “Mengawal Indonesia di Gerbang Pasifik”, Tepat di Momen Ini

(Peluncuran Buku Gubernur Olly Dondokambey “Mengawal Indonesia di Gerbang Pasifik” tepat saat momen Hari Lahir Pancasila, Jumat (2/6/2018) di Wale Ne Tou Tondano, Minahasa (foto:kandi/ML)

MINAHASA- Buku “Mengawal Indonesia di Gerbang Pasifik” diluncurkan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey tepat di momen peringatan Hari Lahir Pancasila, Jumat (1/6/2018) sore di Wale Ne Tou Tondano, Minahasa.

Gubernur Olly meluncurkan buku yang berjudul “Mengawal Indonesia di Gerbang Pasifik” itu, untuk menuangkan ide dan gagasan dalam membangun Sulut sebagai pintu gerbang pasifik dan Sulut lebih hebat.

Berbagai pencapaian gubernur dalam membangun Sulut diraih sejak menjadi anggota DPR RI hingga memimpin Sulut sebagai gubernur ditulis dalam buku ini.

Saat memberikan sambutan Gubernur Olly menyampaikan rasa syukur saat momentum peringatan hari lahirnya Pancasila, bisa meluncurkan buku pertama tentang gagasannya dalam membangun Sulut selama berkarir di dunia politik dan pemerintahan.

Gubernur mengatakan posisi Sulut sangat strategis di kawasan pasifik, gubernur pendahulu telah banyak menuangkan idenya tentang peluang membangun Sulut di gerbang pasifik.

Sulut sangat strategis diantara benua Asia dan Australia sehingga mendapat perhatian khusus, buku ini bukan hanya menceritakan kembali berbagai pembangunan namun diharapkan Sulut akan membawa Indonesia dalam kemajuan pembangunan.

Gubernur mengambil contoh sederhana dengan dibukanya penerbangan dari Singapura, China, Jepang dan Korea menuju Sulut mendapat respon cepat, berbagai peluang investasi ada di depan mata, semua pihak harus melihat peluang lain agar Sulut lebih mandiri dalam ekonomi seperti kata fouding father negara Indonesia Soekarno yang merupakan Presiden RI pertama.

Sulut menjadi jalur sutra dari China, Gubernur Olly bersyukur mendapat bantuan dari banyak pihak dalam membangun, diharapkan juga selain mandiri dalam ekonomi Sulut harus mampu membangun Sumber daya lainnya.

Dengan dibukanya jalur investasi di Sulut Pertumbuhan ekonomi lebih maju, kesenjangan berkurang, namun tetap ada tantangan tapi tetap dijaga agar berjalan dengan baik.

Kendati masih banyak yang harus dilengkapi, pemerintah harus melihat potensi Sulut di gerbang pasifik, harus manfaatkan baik pintu gerbang ini, buku ini kiranya menjadi tolak ukur untuk mensejahterakan rakyat Sulut kedepan.

“Saya berterima kasih kepada semua pihak, baik pemerintah Kabupaten Minahasa yang menyelenggarakan acara ini, juga secara khusus kepada jurnalis senior Bung Osdar Siahaan yang telah membantu menyunting buku,”tuturnya.

Buku ini juga mendapat respon positif dari berbagai kalangan diantaranya para tokoh agama dan akademisi, mereka merekomendasikan para Bupati Walikota, anggota DPRD, pengusaha dan birokrat di Sulut membaca buku ini agar membuka wawasan untuk membangun daerah nyiur melambai lebih baik kedepan.

Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Gubernur Drs. Steven O.E. Kandouw, Ketua TP PKK Sulut Ibu Rita Dondokambey Tamuntuan, Wakil Ketua TP PKK Sulut dr. Kartika Defi Kandouw Tanos, Unsur Forkopimda Sulut, Sekreraris Daerah Edwin Silangen, Ketua Dharma Wanita Persatuan Sulut Ivone Silangen Lombok, Bupati Minahasa dan tamu undangan lainnya.

Diketahui, sebelum peluncuran buku, Gubernur Olly memimpin upacara memperingati Hari Lahir Pancasila ke-73 di Stadion Kawangkoan, Minahasa, Jumat (1/6/2018) pagi.

Dalam amanat upacara, Gubernur Olly membacakan sambutan dari Presiden RI Joko Widodo. Dia mengatakan bahwa selama 73 tahun, Pancasila mampu bertahan dan tumbuh di tengah deru ombak ideologi-ideologi lain yang berusaha menggesernya. Selama itu pula, Pancasila sudah menjadi rumah bagi bangsa Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

“Pancasila akan terus mengalir di denyut nadi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.

Gubernur Olly menuturkan, Pancasila adalah berkah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada Indonesia, melalui perenungan, pergulatan pemikiran dan kejernihan batin para founding fathers Indonesia. Pancasila pertama kali diuraikan secara jelas oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, kemudian dituangkan dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 dan dirumuskan secara final pada tanggal 18 Agustus 1945.

(srikandi/hm)