Hasil Swab Pasien Positif Corona Sangihe Tiga Minggu Belum Keluar, Diduga Tercecer

Tahuna— Ditetapkan Kasus positif Corona terhadap salah satu pasien yang merupakan warga Kecamatan Tahuna Timur oleh Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 pada 23 April lalu berdasarkan swab pertama,
hingga saat ini belum ada tindak lanjut hasil swab selanjutnya. Padahal hasil swab selanjutnya dari pasien yang terpapar virus tersebut telah di kirim ke Makasar sejak dua pekan lebih.

Tentunya hal ini menimbulkan tanda tanya dikalangan masyarakat, lebih khusus pihak keluarga pasien. Karena hasil swab pertama terbilang sangat cepat dimana Juru Bicara penanganan covid-19 hanya memerlukan waktu empat hari memvonis pasien terkonfirmasi positif corona.


“Jadi kami wajar mempertanyakan hasil swab selanjutnya yang sudah memasuki tiga pekan belum ada. Kan sangat aneh, sementara swab pertama hanya memerlukan 4 hari langsung didapati hasilnya,” ujar keluarga pasien
yang diaminkan warga lainnya.

Anehnya, setelah ditelusuri dan diminta konfirmasi kepada pihak yang berkompeten bahwa katanya hasil swab lanjutan tersebut tidak dijemput oleh tim kesehatan di Makasar, dan terdengar isu tercecer.

“Ini sangat lucu, masa boleh hasil swab yang sudah di kirim dua pekan lebih tiba- tiba alasan mereka tidak dijemput di Makasar, sehingga akan diambil lagi swab kedua dan kembali akan dikirim, bahkan katanya swab itu tercecer. Kami selaku keluarga sangat kecewa dengan kinerja Tim penanganan Covid di Sangihe.

Sebab keluarga kami yang dirawat saat ini di RSD Liun Kendage, kondisi mereka sangat sehat tidak ada keluhan sakit dan sering menanyakan kapan pulang karena sudah 1 bulan lebih berada di RSD Liun Kendage,” tukas mereka.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19, dr Joppy Tungari saat dikonfirmasi media ini tak menepis bila hingga saat ini belum ada hasil swab dari Makasar terhadap pasien itu.

“Memang sampai hari ini, kami belum menerima hasil pemeriksaan swab. Saya sudah menanyakan ke Dinas kesehatan Provinsi Sulut, yang langsung berhubungan dengan pihak laboratorium dan memang belum ada, karena banyaknya antrian pemeriksaan swab di laboratorium,” jelas Tungari.

“Juga sesuai alur yang ada, pengiriman bahan laboratorium dari Kabupaten/Kota ke Dinkes Provinsi, yang kemudian melanjutkan pengiriman ke laboratorium swab dikirim ke Manado, dijemput Dinkes Provinsi di pelabuhan, yang kemudian mengatur pengiriman lanjut pemeriksaan ke Makassar. Demikian juga sebaliknya hasil pemeriksaan, dikirim dari laboratorium ke dinkes provinsi, lalu dilanjutkan ke Dinkes/RS Kabupaten Kota,” sambungnya.

Disinggung soal swab kedua yang dikirim hampir tiga pekan tercecer dan tidak dijemput di Makassar, sehingga akan dilakukan pengambilan swab kembali, dirinya menyatakan bahwa hal itu tidak benar jika tercecer.

“Dalam arti bukan tercecer, tapi Dinas Provinsi mungkin banyak kerjaan jadi swab itu sudah tidak dijemput,” pungkasnya. (Zul)