Heboh, Bendera Belanda dan Jepang Berkibar di Ratahan

Atraksi para siswa yang mengibarkan bendera Belanda di lapangan Ompi Ratahan.

RATAHAN — Sebuah pemandangan yang tak lazim terlihat di Kecamatan Ratahan, saat ada yang mengibarkan bendera asing yakni bendera dua negara Belanda dan Jepang yang pernah menjajah Indonesia, Selasa (26/11/2019), di Lapangan Ompi.

Tak main-main, dua bendera yang berkibar tersebut disaksikan langsung Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) James Sumendap SH, Wakil Bupati Drs Jesaja Legi, Sekretaris Daerah Dra Robby Ngongoloy ME MSi, kepala-kepala SKPD, bahkan Kapolres Mitra AKPB Robby Rahardian SIK.

Bukan hanya itu, seluruh guru-guru di Mitra pun menyaksikan hal tersebut, dalam atraksi yang digelar untuk memperingati Hari Guru dan HUT PGRI ke-74 di Mitra.

Atraksi dari siswa-siswi SD dan SMP tersebut, menggambarkan awal perjuangan bangsa Indonesia merebut negeri tercinta dari tangan Belanda dan Jepang, yang pernah mengibarkan bendera mereka di tanah Indonesia.

Bendera Jepang yang dibawa siswa dalam atraksi peringatan HUT PGRI ke-74 dilapangan Ompi Ratahan.

Bukan hanya tentara yang menunjukkan perjuangan melawan penjajah, namun peran guru untuk mencerdaskan anak bangsa disaat-saat yang sulit pun, tergambar jelas hingga masuk zaman modern, tersusun rapih, dengan koreografi yang menarik pada atraksi tersebut.

Akhirnya, atraksi tersebut menunjukkan dengan jelas peran guru sebagai pendidik, tak lepas dari kemerdekaan yang diraih bangsa ini hingga ada sampai sekarang.

Seluruh tamu undangan bersorak bahkan banyak yang terharu dengan penampilan para siswa-siswi, dibalut dengan puisi-puisi yang sangat menyentuh.

Bupati James Sumendap SH, bangga juga mengapresiasi penampilan para siswa dan menurutnya hal tersebut patut ditiru. Acara yang monoton harus dikreasikan, agar tidak monoton, seperti Mendikbud Nadiem Makarim yang kaya akan kreatifitas dan inovasi.

“Saya bangga lihat atraksi ini. Hal ini layak dan patut ditiru kita sekalian. Banyak hal yang dapat kita pelajari. Kita lihat Mendikbud Pak Nadiem tidak mau monoton, yang dia mau kita harus kreatif,” singkat Sumendap. (fensen)