Katekisasi Pelsus Tahap II, Sumendap: Kader GMIM harus Melayani Sepenuh Hati, Jiwa dan Raga

MITRA – Katekisasi calon pelayan khusus terpilih (Pelsus), diaken dan penatua tahap dua khusus wilayah Minsel dan Mitra berlangsung Sabtu (13/11/2021 lewat virtual dari Gedung Mapalus Kantor gubernur Sulut dipandu Badan Pekerja Sinode  (BPMS) GMIM.

Antusias calon pelsus pelayanan 2022-2026 terlihat sejak dimulainya katekisasi yang dibuka dengan ibadah oleh Ketua Wilayah Ratahan Pdt, Lenny Kolulun, MTh dilanjutkan penyampaian para pemberi materi.

“Katekisasi calon pelsus ini wajib dilaksanakan agar pelsus dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai calon pelayan khusus yang nantinya menjadi Pelsus masa pelayanan 2022-2026, selama 5 tahun,” jelas Ketua Sinode GMIM, Pdt. Dr, Hein Arina.

Untuk Katekisasi hari terakhir wilayah Minsel dan Mitra nampak hadir Bupati Mitra, James Sumendap mendampingi Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, Wakil Gubernur Steven Kandou.

Sumendap saat memberikan materi, mengungkapkan sebagai kader GMIM tugas pelsus adalah melayani dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa dan raga. “Pelayan Khusus harus hadir di tengah jemaat tanpa membedakan status sosial dalam kondisi apapun,” katanya.

Katekisasi Pelsus tahap dua ini sebanyak 7 wilayah khusus rayon Mitra yang mengikuti secara daring yang digelar di Gedung Gereja dan gedung pertemuan. Sementara wilayah Ratahan sebanyak 403 peserta. Wilayah Ratahan dibagi dua Claster, Sentrum Dame dan claster Sport Hall Pemkab Mitra.

Menurut Bupati Sumendap, bicara mengenai peran dan hubungan agama dan pemerintah agar memiliki peran teologis, yakni mengkonstruksi dan memberikan  kerangka nilai dan norma dalm membangun struktur negara untuk memastikan kehidupan bermasyarakat tetap harmonis. Salah satunya memastikan keadilan sosial di tengah masyarakat.

“Di Minahasa Tenggara, hubungan pemerintah dan agama sangat harmonis, hidup rukun antar umat beragama, termasuk perhatian pemerintah terhadap kehidupan para Hamba Tuhan, pendeta, guru agama. Silakan dicek,” tegas Sumendap disambut aplaus seluruh peserta.

“Kalau ada kabupaten/kota yang tidak memperhatikan kehidupan para Hamba Tuhan atau pendeta karena berbagai alasan, harus datang belajar di Mitra,” pungkasnya. [LML]