Media Gathering Biro Protokol dan Humas Kupas Tuntas Tourism 4.0, Begini

MANADO– Media gathering Biro Protokol dan Humas Setdaprov Sulawesi Utara melalui Focus Group Discussion (FGD) diikuti kalangan wartawan yang tergabung dalam Jurnalis Independen Pemprov Sulut (JIPS). Menariknya, dalam suasana penuh kebersamaan itu, mengangkat pariwisata Sulawesi Utara (Sulut) dikupas secara mendalam.

Suasana Media Gathering Biro Protokol dan Humas Setda Sulut di Kantor Gubernur, Rabu (6/11/2019) (foto:kandi/ML)

Dengan topik Kesiapan Industri Pariwisata Sulut Hadapi Tourism 4.0 di Lobby Lantai I Kantor Gubernur, Rabu (6/11/2019).

Menghadirkan narasumber yaitu Kepala Dinas Pariwisata Sulut Daniel Mewengkang, Staf Khusus Gubernur Bidang Pariwisata Dino Gobel, Ketua Asita Sulut Merry Karouwan dan GM Hotel Sintesa Peninsula Manado I Putu Anom Dharmaya.

Selain itu, diskusi yang berlangsung kira-kira tiga jam dihadiri Kepala Biro Protokold an Humas Dantje Lantang, Koordinator JIPS, Rolf Lumintang dan pengelola Safari Tour Jeremy Barens. Adapun jalannya diskusi dimoderatori Kabag Humas Christian Iroth.

Diketahui, pariwisata Sulut mengalami kemajuan pesat yang juga disisi lain perlu adanya terobosan-terobosan baru juga perbaikan.

Sejumlah hal penting terungkap dalam FGD diantaranya kesiapan Industri pariwisata di Sulut termasuk diantaranya perusahaan perjalanan wisata (travel agent) maupun akomodasi hotel (hoteiler) dalam menghadapi perubahan pasar di era tourism 4.0.

Suka tidak suka industri pariwisata harus mengikuti perubahaan pasar yang bergeser ke digital tersebut. Hanya ada satu pilihan yakni menghadapi persaingan pasar.

Kadisparda Sulut Daniel Mewengkang optimis pariwisata Sulut mampu bersaing dengan destinasi wisata lainnya di Indonesia.“Pembangunan pariwisata Sulut secara serius baru dikerjakan selama empat tahun terakhir ini. Sedangkan pariwisata Bali sudah berjalan selama 40 tahun. Kami optimis pariwisata Sulut akan terus berkembang,” tandas Mewengkang.

Sementara itu, Ketua Asita Sulut Merry Karaouwan menjelaskan di era tourism 4.0, seluruh pelaku pariwisata harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan terus berinovasi dalam meraih pangsa pasar.

“Industri pariwisata Sulut sudah siap dengan perkembangan di era tourism 4.0. Sebab, menghadapi realita 4.0 adalah sebuah keniscayaan. Meski demikian bukan berarti offline terpuruk. Tinggal bagaimana kita mengemas ide agar pariwisata itu hidup,” ungkap Merry.

Sebelumnya, Staf Khusus Gubernur Bidang Pariwisata Dino Gobel dalam pemaparan materinya mengungkapkan bahwa kemajuan dan terobosan-terobosan dalam pembangunan daerah termasuk sektor pariwisata tidak Iepas dari kemampuan Gubermur Sulut Olly Dondokambey serta Wakil Gubernur Steven Kandouw dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulut.

Terbukti, Sulut ditetapkan Kementerian Pariwisata sebagai “The Rising Star” pariwisata di Indonesia atas kinerja lonjakan turis mancanegara hingga mencapai 600 persen. Di tahun 2018 tercatat sebanyak 127 ribu wisman berkunjung ke Sulut. Kedepan, rencana pengembangan dan pembangunan di sektor pariwisata akan didukung oleh pemerintah pusat yang telah menjadikan Sulut sebagai destinasi super prioritas Indonesia.

“Ini berdampak positif pada UMKM yang membuat souvenir karena poduknya dibeli wisatawan yang berkunjung di Sulut,” kata Gobel.

Gobel juga optimis di era tourism 4.0 semakin meningkatkan pertumbuhan pariwisata Sulut karena dengan adanya aplikasi pemesanan transportasi dan akomodasi dapat memudahkan wisatawan yang sedang dan akan berkunjung di Sulut. (srikandi/*)