Melangkah Pasti, Strategi ODSK Bangkitkan Pariwisata Sulut

MANADOLINE– Seluruh sektor menukik akibat pandemi Covid-19. Tak terkecuali pariwisata. Sektor yang menjadi primadona disalah satu sektor unggulan Pemerintah Provinsi (Pemprov) ini pun terimbas tak berdaya.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (ODSK) tidak patah semangat, melainkan bangkit berupaya dengan segala daya bahkan telah menyiapkan rebound pariwisata.

Strategi pengaktifan kembali pariwisata Sulut diyakini bisa membangkitkan ekonomi Bumi Nyiur Melambai.

“Pariwisata di Sulut harus cepat melakukan recovery karena pariwisata adalah prime mover roda perekonomian masyarakat Sulut” tutur Gubernur Olly.

Pandemi Covid-19, katanya, tak diketahui kapan berakhir. Salah satu cara terbaik adalah harus berjalan bersama, bersahabat dengan virus yang tidak kelihatan itu.

“Kita harus belajar hidup berdampingan dengan Covid-19. Itulah sebabnya kita sekarang memasuki era dan kebiasaan baru di semua lini, termasuk sektor pariwisata di Sulawesi Utara,” ujarnya.

Karenanya Gubernur Olly memberi motivasi dan menyemangati stakeholders pariwisata di daerah ini untuk bangkit menghadapi era baru bersama pelaku pariwisata menata kembali destinasi, hotel dan resort.

Tentu saja dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus Covid-19 secara ketat.

Kepala Dinas Pariwisata Sulut Henry Kaitjily mengatakan sesuai arahan Gubernur telah disiapkan strategi membangkitkan pariwisata Sulut.

Diantaranya, menyiapkan aplikasi PASIAR JO. Aplikasi ini terkait dengan destinasi pariwisata Sulut. Selain itu, sambungnya, bersama stakeholders melakukan bersih-bersih objek wisata.

“Bahkan sudah sangat siap menghadapi semuanya dengan perubahan gaya hidup dan kebiasaan baru yang diterapkan,”ujarnya.

Khususnya di sektor pariwisata, katanya, atas arahan Gubernur. juga Dinas Pariwisata telah menyusun panduan pariwisata untuk dapat diterapkan kepada para pelaku pariwisata.

“Jika para stakeholders telah siap, maka pasti akan dilakukan pembukaan dan reaktivasi secara bertahap sektor pariwisata harus dikembangkan karena menjadi pendongkrak perekonomian.

Menurutnya, 15 kabupaten/kota di Sulut jangan santai, tapi sudah harus berani dan siap membuka objek pariwisata yang ada di daerah masing-masing.

“Optimis itulah kata kunci yang selalu didengungkan oleh Gubernur di setiap kesempatan. Begitu juga dengan pariwisata harus optimis, bersinergi dan koordinasi karena itu juga penguatan untuk menjadikan pariwisata maju bersama kabupaten/kota,” katanya.

Dari beberapa kali koordinasi, yang didapat ada destinasi yang sudah siap dibuka di Kota Tomohon dan Minahasa Utara, sedangkan di Kota Manado segera dibuka. Dan untuk membuka tempat wisata tentu harus mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dan sesuai dengan Pergub Nomor 44 tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19.

“Fokus dalam waktu dekat ini adalah menggairahkan pariwisata lokal. Maksudnya, memanfaatkan wisatawan lokal. Selanjutnya, sudah berancang-ancang kembali menggaet turis mancanegara. Diingat-ingatkan juga pariwisata akan berkembang jika protokol kesehatan produktif dan aman Covid-19 diterapkan dengan baik. Makanya protap itu harus dijalankan secara baik dan benar, ketat dan tidak lalai,” tambahnya

Diketahui, pandemi Covid-19 ini mengakibatkan ribuan pekerja khususnya sektor pariwisata di Sulut dirumahkan. Data yang diterima dari Dinas Pariwisata Sulut, sebanyak 7.169 pekerja harian terdampak Virus Corona.

Sedangkan yang 645 orang kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). “Pekerja harian yang dirumahkan itu pengertiannya kontrak kerja tetap berjalan namun pembayaran gaji dihentikan dulu. Kebijakan dari perusahan ada pembayaran penuh dan ada pembayaran setengah gaji itu semua tergantung kebijakan dari setiap perusahaan,” jelasnya.

Untuk sektor pariwisata, tambah Kaitjily, semuanya mengalami penurunan pendapatan mulai dari destinasi, perhotelan, jasa pemandu wisata, travel. Semua terdampak. Sedangkan untuk restoran hanya skala awal saja, saat ini sudah mulai beralih lewat online, ketika pandemi Covid-19 datang.

“Dan sejak berlakunya tanggap darurat, pariwisata menjadi goyah, melemah, dan seakan tak berdaya karena destinasi semuanya ditutup, kegiatan event dibatalkan dan ditunda. Ada yang mencoba bertahan seperti hotel dan beberapa destinasi. Destinasi tetap
dibuka namun dalam skala kecil,” katanya.

Menurut Kadisparda, kini pariwisata mulai bangkit perlahan tapi melangkah pasti. Membuka secara bertahap sambil mematangkan persiapan, demi pemulihan ekonomi maju dan kesehatan tetap terjaga.

Gubernur dan Wakil Gubernur pun mensuport sepenuhnya bahkan mengarahkan untuk berinovasi dan berkreasi. Seperti kegiatan yang dilakukan secara virtual, membantu para pekerja yang terdampak
dengan memperkuat peraturan kebijakan berupa himbauan dan panduan sebagai acuan untuk menjalankannya.

Baik pemerintah daerah, pelaku usaha, pekerja maupun kepada pengunjung, dan masyarakat tentunya. Himbauan Gubernur juga meminta kepada asosiasi yang ada di pariwisata seperti HPI, ASITA, ASHIRI, PHRI, ASPI, NSWA dan GENPI serta asosiasi lainya, dan GIPI, untuk berinovasi sudah terealisasi.

“Semua itu semata untuk menggairahkan dan membangkitkan pariwisata untuk lebih maju. Upaya dan solusi yang dilakukan oleh Pemprov di masa pandemi ini, khusus sektor pariwisata, ada banyak,” katanya.

Perhatian Pemprov dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur kepada yang terdampak antara lain, tenaga kerja yang dirumahkan mendapat insentif berupa bantuan bahan pangan, juga ada bantuan sembako baik dari Pemprov maupun juga dari kementerian dan pengusaha. Juga dari Pemprov telah melakukan bersih-bersih di objek wisata, membuat panduan pariwisata, rencana menggaet turis mancanegara, juga ada kegiatan gowes new normal.

Pemerintah adalah meringankan ribuan pekerja sektor pariwisata yang dirumahkan dan yang terdampak. Aplikasi “PASIAR JO” yang sangat memudahkan bagi wisatawan untuk mendatangkan dan mau balik lagi di Sulawesi Utara,” kata Gubernur Olly.

Dengan demikian, kata Olly, pariwisata bangkit, pertumbuhan ekonomi meningkat, dan rakyat sejahtera. Dia berharap potensi yang ada terus digali.

“Bersyukur Tuhan memberi objek wisata yang banyak dan beragam bahkan tak tertandingi untuk Sulut. Ada wisata laut, pantai, gunung, alam, taman, danau, pulau, hutan, budaya, buatan, dan religi. Semuanya ada,”pungkasnya.

Dan, di era New Normal ini Dinas Pariwisata mempromosikan dan menawarkan sejumlah agenda.

Seperti North Sulawesi Utara Clean, Clear, Hygiene, Peaceful, and Secure. Dengan tagar #diIndonesiaaja #diSulawesiUtaraaja.

Sesuai data, kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2016 sekitar 50.888, tahun 2019 naik menjadi

153.656. Kondisi ini sangat membanggakan. Tentu atas kerja keras Pemprov Sulut peningkatan signifikan, termasuk wisatawan Nusantara, tahun 2019 ada 2.200.000 orang berkunjung ke Sulut.

Peningkatan signifikan ini terjadi di periode Gubernur Olly dan Wagub Steven.

“Modal kita juga adalah memiliki masyarakat yang rukun, ramah, dan welcome sehingga menjadikan Sulut sebagai Kota MICE, tempat persinggahan dunia,” kata Gubernur.

Rencananya tahun 2020 ini event yang masuk Calendar of Events Nasional di Sulut tetap dilaksanakan. Antara lain:
-Festival Bunaken (September 2020)
-Festival Pesona Selat Lembeh (Oktober 2020)
-Manado Fiesta (Dilaksanakan Secara Virtual
– Juli 2020)
-Tomohon International Flowers Festival/TIFF (Batal) Selain itu, ada event unggulan daerah, yakni Festival Desember (Desember 2020) dan Pemilihan Nyong dan Noni Sulawesi Utara (November 2020).

Gubernur dan wakil Gubernur berpesan dalam setiap kegiatan agar melibatkan 5 unsur kekuatan pembangunan yaitu Pentahelix Pariwisata, bersatu membangun kebersamaan dalam pembangunan
pariwisata sebagai primadona di salah satu pembangunan unggulan Pemprov Sulut.

(kan/**)