MANADO – Anggota DPRD Sulut Netty A Pantow (NAP) mengkritisi Ide revolusi mental.
Kepada wartawan, NAP berharap program ini juga memeperhitungkan perubahan terhadap etika anak-anak.
Menurut NAP, kegiatan revolusi mental dinilai pada umumnya hanya berpengaruh kepada orang dewasa saja. Sementara tidak menyentuh kepada generasi muda.
“Saya mengapresiasi kegiatan revoluasi mental. Namun saya berharap agar revolusi mental juga harus dikhususkan juga untuk pendidikan etika kepada anak-anak,” tegas NAP, sambil menegaskan usulan ini telah ia sampaikan saat pembahasan rapat dengar pendapat dengan mitra kerja khususnya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Selasa (30/10), di ruang Serba Guna DPRD Sulut.
NAP menyatakan, mengubah perilaku orang dewasa sangat sulit. Sementara yang mudah adalah mendidik generasi yang baru.
“Anak-anak kita memang hebat ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun karakter mereka merosot. Makanya diharapkan kalau boleh dibuat kurikulum untuk etika anak-anak sekolah,” tambahnya. Sambil menegaskan, program revolusi mental saat ini, klasifikasinya hanya kepada orang dewasa saja. Padahal yang harus diubah adalah anak-anak.
” Kami berharap Pemprov bisa memperhatikan dan memasukan ini dalam kurikulum sekolah,” ucap politisi Demokrat dapil Minut – Bitung ini.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol, Mecky Onibala saat dikonfirmasi menjelaskan, tentang pentingnya program gerakan revolusi mental.
Onibala menjelaskan, revolusi mental adalah visi dan misi Presiden Jokowi tentang program nawacita.
“Ini untuk merubah sistim nilai. Cara pandang sikap dan perilaku bangsa. Dalam menumbuhkan integritas, etos kerja dan gotong royong. Seperti untuk disiplin ASN,” ujar NAP.
Peliput : Mekar Salindeho