Olly Genjot Pembangunan Ekonomi Pertanian Sulut

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, SE menyampaikan orasi ilmiah pada Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-67 Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di Graha Gubernuran Manado, Jumat (26/5/2017) siang.
SERIUS: Gubernur Sulut Olly Dondokambey saat menyampaikan orasi ilmiah pada Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-67 Fakultas Pertanian (FP) Unsrat di Graha Gubernuran Manado, Jumat (26/5/2017) (foto:humaspemprov)

MANADO– Umumnya masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) sebagai petani. Gubernur Olly Dondokambey menilai Konsep Trisakti yang dicetuskan pertamakali oleh Presiden RI ke-1 Ir. Soekarno dipandang penting dan mendesak diterapkan dalam program pembangunan, khususnya ekonomi pertanian.

Diketahui, gubernur menyampaikan orasi ilmiah berjudul Konsep Trisakti Tentang Kemandirian Ekonomi Dalam Pembangunan Ekonomi Pertanian di daerah pada Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-67 Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di Graha Gubernuran Manado, Jumat (26/5/2017) .

Menurutnya, judul tersebut dipilih dikarenakan banyaknya masyarakat Sulut bekerja sebagai petani ditambah ketidakstabilan politik dan ekonomi dunia yang berdampak bagi Indonesia.

“Saya memilih judul ini karena sebagian besar masyarakat Sulut adalah petani. Adanya kekacauan politik-ekonomi yang dialami negara-negara di dunia berdampak bagi Indonesia, termasuk didalamnya para petani di Sulut,” katanya.

Situasi itu dikatakan Olly berpotensi mengancam kedaulatan ekonomi, lebih khusus ekonomi pertanian.

Oleh sebab itu Konsep Trisakti yang dicetuskan pertamakali oleh Presiden RI ke-1 Ir. Soekarno itu dipandang penting dan mendesak diterapkan.

Adapun Gagasan Trisakti itu terdiri dari berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

“Konsep Trisakti dipandang relevan dan urgen untuk diimplementasikan dalam program pembangunan dalam usaha melepaskan diri dari ketergantungan terhadap investasi asing guna mewujudkan masyarakat adil dan makmur,”kata Olly.

Lebih jauh gubernur menerangkan tentang pemberdayaan masyarakat yang meliputi semua aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam pembangunan ekonomi pertanian berarti melaksanakan langkah modernisasi.

Olly juga mengutip pendapat Schrool (1974) menjelaskan bahwa modernisasi suatu masyarakat adalah suatu proses transformasi yaitu perubahan masyarakat dalam segala aspek.

“Hal ini berarti membangun kemandirian ekonomi harus didukung dengan proses modernisasi desa, lebih khusus sektor pertanian,”tegasnya.

Olly juga menyinggung Program Nawacita dari Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai turunan dari Konsep Trisakti Bung Karno.

Hal itu membuka peluang bagi Sulut untuk meletakkan pembangunan ekonomi pertanian desa melalui program pemeberdayaan masyarakat di atas landasan Konsep Trisakti.

Dengan demikian maka kemandirian ekonomi desa dapat diwujudkan, desa ideal yang kita harapkan dapat terbentuk dan pada akhirnya profil desa yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian dalam berbudaya dengan sendirinya memperkuat bangsa Indonesia di segala bidang,”ujarnya.

Adapun dies natalis turut dihadiri Rektor Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat, M.Sc, DEA, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Jantje Pelealu, M.Si, Ketua Senat Dr. Ir. Marthen Theo Lasut, M.Si dan seluruh mahasiswa Fakultas Pertanian Unsrat.

(srikandi/hm)