Pastane = Pasar Masa Depan Sangihe, Pilat: Diharapkan Dukungan Dari Semua Pihak

Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana saat meresmikan Pastane beberapa hari yang lalu.

Tahuna- Pasar Tani dan Nelayan (Pastane) di Kelurahan Tona 1 Kecamatan Tahuna Timur  yang diresmikan oleh Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, Senin (16/12), direncanakan akan menjadi percontohan pasar modern di Kabupaten Kepulauan Sangihe. 

Pasar ini juga ditinjau dari kacamata ekonomi kerakyatan, sangat menjanjikan bagi para petani dan nelayan lokal Sangihe dalam meningkatkan taraf kehidupan mereka. Lantaran mereka dapat menjual hasil ladang dan tangkapan ikannya langsung di pasar. 

Hal ini dibenarkan Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Kabupaten Kepulauan Sangihe Johanes Pilat kepada media ini. Walaupun masih banyak kekurangan, dirinya optimis Pastane dapat berkembang seperti pasar-pasar lainnya yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe. 

“Kita optimis pasar ini akan terbangun secara alami, memang harus disadari karena baru beberapa hari ini dimulai, jadi masih belum stabil dan masih banyak kekurangan-kekurangan mekanisme pasar.” ucap Pilat. 

Lanjut dikatakannya, Pastane memiliki kelebihan-kelebihan lain dari pasar lain yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Seperti para petani dan nelayan yang langsung difasilitasi oleh pengelola pasar dapat berjualan langsung. 

“Kelebihan pasar ini mencoba memfasilitasi petani dan nelayannya, mereka bisa berjualan langsung, selanjutnya pasar ini dikhususkan dalam rangka penguatan program unggulan Pemkab Sangihe yakni Two Days No Rice.” katanya. 

Diharapkan gerakan tersebut terfasilitasi dengan adanya pasar ini. Dan stok pangan lokal diluar beras dan tepung tersedia di Pastane. 

Kabag Ekonomi Kabupaten Kepulauan Sangihe Johanis Pilat.

“Jelas dengan adanya pasar ini, masyarakat yang menjalankan program Two Days No Rice dapat mudah membeli bahan pangan di Pastane. Konsumen (masyarakat) juga dapat bersosialisasi secara mandiri untuk bisa melakukan proses pilihan pangan.” ungkapnya. 

Dan adanya Pastane tambah Pilat, menjawab keluhan-keluhan dari masyarakat, yang mengatakan harga bahan makanan selain beras lebih mahal ketimbang beras. Di Pastane akan menjadi lebih murah karena langsung dijual dari para petani tanpa ada perantara. 

“Di Pastane ini juga menjawab adanya keluhan-keluhan dari masyarakat yang mengatakan harga selain beras mahal. Jadi pembeli yang ingin menyajikan makanan Two Day No Rice bisa membeli bahan makanannya di Pastane karena relatif lebih murah dari pasar yang lain.” bebernya.

Dirinya juga menyimpulkan, bahwa Pastane adalah pasar yang mengedepankan ekonomi kerakyatan. Karena tidak hanya menguntungkan satu pihak saja, namun banyak pihak yang diuntungkan.

“Pastane pasar yang mengedepankan ekonomi kerakyatan. Karena bukan cuma satu pihak saja yang diuntungkan. Tapi pembeli, petani dan nelayan juga diuntungkan. Pembeli dapat harga murah, petani dan nelayan bisa langsung menjual hasil kebun.” pujinya.

Tentunya Pastane bisa menjadi pasar masa depan masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe, bukan hanya isapan jempol belakang, jika semua pihak mendukungnya. Tanpa ada dukungan dari semua pihak, Pastane hanya akan jadi pasar biasa, bahkan akan terancam tutup.

“Jelas kami mengharapkan dukungan dari semua pihak. Masyarakat, para ASN pimpinan OPD, TNI, dan Polri untuk memajukan pasar ini. Tanpa ada dukungan dari semua pihak bisa saja pasar ini akan tutup dan tak difungsikan lagi.” pungkasnya. (Zul)