Pemilu Berintegritas, KPU Sulut Gelar FGD Bersama Jurnalis

Tiga pembicara Jimmy Silalahi dari Dewan Pers, Aswin Lumintang dari PWI, Lynvia Gunde dari AJI.

MANADO-Komisi Pemilihan Umum Sabtu (21/4/2018) mengelar Focus Group Discussion (FGD), dengan tema Etika Jurnalisme Pemilu Berintegritas.

Tiga nara sumber Jimmy Silalahi dari Dewan Pers, Aswin Lumintang dari PWI, Lynvia Gunde dari AJI.

FGD ini dipandu oleh moderator Amanda Komaling dengan nara sumber dari Dewan Pers Jimmy Silalahi, Aswin Lumintang dari PWI dan Lynvia Gunde dari AJI, dibuka langsung oleh Ketua KPU Sulut Yessi Momongan di Hotel Aryaduta Manado.

Tujuan dilaksanakannya FGD ini diakui Yessi Momongan untuk mendapatkan masukan-masukan dari dari para jurnalis terkait pemilu yang berintegritas.

Komisioner KPU Sulut foto bersama dengan nara sumber di FGD Pemilu berintegritas.

” Pemilu 2019 adalah pemilu pertama yang mengabungkan Pemilu Presiden dengan Pemilihan Legislatif. Pasti akan banyak rintangan akan dihadapi. Mengingat pada Pilkada 2014 Manado ada terjadi penghitungan ulang,”ungkap Momongan.

Lanjut dia, wartawan adalah mitra kerja KPU.” Tidak ada masalah kami dikritik, tapi kami pun berharap wartawan yang menulis berita tersebut memahami semua aturan,”jelasnya.

Sementara itu, Jemmy Silalahi anggota Dewan Pers menyatakan Pilkada yang dilaksanakan secara serentak di seluruh indonesia adalah pesta demokrasi. ” Karena pesta demokrasi jadi semua orang harus ikut bergembira, “ujar Silalahi.

Jimmy Silalahi saat membawakan materi.

Silalahi menyatakan, dalam pemberitaan, biasanya yang ditulis wartawan adalah soal peserta pilkada, regulator dan regulasi pilkada, tahapan pilkada, pengamanan pilkada, isu terkait pilkada, peserta masyarakat.

” Ini fakta, masyarakat yang seharusnya menjadi ujung tombak, mendapatkan porsi paling bawah,” kata Silalahi.

Dalam diskusi tersebut Silalahi mengingatkan para jurnalis yang ikut dalam FGD, soal terjadinya “perselingkuhan” antara media/jurnalis dengan politisi yang melibatkan uang dan mengorbankan independen dari media.

“Terjadi akal-akalan dalam mengemas kampanye dalam bentuk” news/terselubung di segmen program berita dan kolom berita. Juga sering ada berita hoax di medsos dijadikan sumber berita di media cetak dan elektronik, “tambah Silalahi.

Sementara itu, Lynivia Gunde sebagai Ketua Aliansi Jurnalis Independen Kota Manado menyatakan, organisasinya sangat ketat bagi wartawan yang terlibat dalam Pilkada.

” Anggota AJI Kota Manado, ada 2 wartawan yang mengajukan pengunduran diri. Kedua anggota AJI ini ada yang menjadi tim sukses salah satu pasangan calon di Sitaro dan menjadi anggota Panwascam di Mitra,” papar Gunde. Sambil menegaskan bahwa anggota AJI yang terlibat baik itu sebagai Tim Sukses (TS) atau anggota Panwascam aturannya harus mengundurkan diri. (mom)