Pemprov Sulut Genjot SDM Bidang Pariwisata

Terobosan baru dilakukan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw untuk mendongkrak pariwisata. Nyata pertama kali dibuka penerbangan langsung Tiongkok-Manado, disambut hangat para turis dengan kunjungan pertama pada 4 Juli 2016, salah satunya di gereja Sentrum Manado yang terdapat monumen kenangan perang dunia ke-2 (foto:kandi/ML)

MANADO– Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Utara (Sulut) Edwin Silangen mengatakan harus mempersiapkan Sumber Daya manusia (SDM) di bidang pariwisata.

“Kita harus mempersiapkan SDM di bidang pariwisata. Sulut adalah satu dari sepuluh destinasi wisata unggulan di Indonesia yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata,”tambah Silangen kepada ratusan peserta dalam kegiatan pengembangan kompetensi SDM Bidang Kepariwisataan di Hotel Peninsula Manado, Jumat (16/6/2017).

Menurutnya, keunggulan itu harus diimbangi dengan kesiapan SDM pariwisata. Itu adalah final dan tidak dapat ditawar lagi untuk melayani sebaik mungkin para wisatawan yang berkunjung ke Sulut.

Diketahui, Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK) percepat peningkatan kualitas SDM pariwisata, agar dapat mencetak tenaga profesional dalam pengembangan potensi pariwisata di Sulut.

Bagaimana bisa meningkatkan pariwisata jika SDM tidak siap? Bukan tidak mungkin turis akan jenuh.

Silangen menjelaskan kualitas SDM sangat penting sehingga mampu sepenuh hati melayani wisatawan dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki.

Sulut akan terus memberikan pelatihan kepada pelaku pariwisata demi terwujudnya kualitas SDM pariwisata yang memuaskan.

“Ada standar dalam menyambut turis. Bapak gubernur telah mengeluarkan kebijakan untuk memberikan pelatihan dan kursus bahasa kepada pelaku usaha pariwisata, aparat kepolisian dan lainnya,” ucapnya.

Silangen juga menyebutkan potensi pariwisata Sulut tidak dapat dikerjakan sendiri oleh pemerintah daerah sehingga harus melibatkan semua pelaku pariwisata lainnya.

“Ini berat jika hanya dijalankan pemerintah. Saya harap semua pelaku pariwisata dapat bekerja sama sehingga dapat mendatangkan lebih banyak turis ke Sulut dan tentunya pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik,”tegasnya.

Terkait meningkatnya pertumbuhan ekonomi Sulut, dikatakan Silangen tidak terlepas dari peranan Gubernur Olly yang berjasa membuka penerbangan langsung dari Tiongkok ke Sulut pada 2016 lalu.

“Sejak tahun lalu bapak gubernur membuka penerbangan langsung dari Tiongkok yang membuat pertumbuhan ekonomi sulut berada di angka 5,6 persen pada tahun lalu. Apalagi dengan rencana menambah penerbangan lagi dari berbagai negara lainnya seperti Korea Selatan tentunya pertumbuhan ekonomi akan lebih baik lagi dari sekarang,”imbuhnya.

Meskipun kunjungan wisatawan menunjukkan hasil memuaskan, hal itu ditegaskan Sekprov perlu diimbangi dengan pembenahan fasilitas pariwisata hingga sesuai standar.

“Banyak turis datang ke Sulut. Karena itu destinasi wisata di 15 kabupaten dan kota yang ada akan dilakukan pembenahan sehingga semuanya sesuai standar,” jelas Silangen.

Turut dihadiri Staf Ahli Kementerian Pariwisata RI Gusti Ngurah Putra P, SE, CHT , para pemandu wisata dan tenaga kerja hotel dan restoran di Sulut.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Daniel Mewengkang optimis kegiatan pengembangan kompetensi SDM kepariwisataan tersebut dapat meningkatkan kemampuan seluruh peserta dari berbagai profesi itu.

“Kegiatan ini pasti mempengaruhi semua lini di bidang kepariwisataan. Baik yang bekerja sebagai sopir, pemandu wisata dan lainnya akan ditingkatkan kemampuannya dalam melayani wisatawan. Ada beberapa level atau tingkatan dalam pengembangan kompetensi ini. Nantinya kegiatan serupa akan diselenggarakan lagi,” ujarnya.

Kunjungan Wisman meningkat.. 

Diketahui, tren kunjungan wisatawan asing (wisman) ke Sulut menunjukkan angka menanjak dalam tiga bulan pertama 2017.

Selama kuartal I/2017, kunjungan wisatawan asing ke Bumi Nyiur Melambai mencapai 17.941 turis.

Bahkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan asing selama kuartal I/2017 melesat hingga lima kali lipat dari posisi kuartal I/2016 yang hanya mencapai 3.467 turis.

Berdasarkan asal negaranya, turis yang melawat ke Sulut didominasi dari China.

Sejak awal tahun, turis asal Negeri Tirai Bambu selalu menempati urutan pertama asal negara yang berkunjung ke Sulut.

Adapun pada Maret 2017, jumlah turis China yang melancong mencapai 3.889 turis atau 75,54 persen.

Sejak tahun lalu Bandara Sam Ratulangi di Manado sudah menerapkan kebijakan bebas visa untuk 169 negara.

Di sisi lain, peningkatan kunjungan wisman ke Sulit berbanding lurus terhadap kinerja perhotelan.

Tingkat penghunian kamar atau okupansi hotel di Maret 2017 naik 11,43 poin secara bulanan menjadi 68,16 persen.

Secara tahunan, okupansi per Maret 2017 juga lebih tinggi dibandingkan dengan posisi Maret 2016 sebesar 65,58 persen.

(srikandi/hm)