Peran Pers dalam Pembangunan Sulut, Alumni UGM di Manado (KAGAMA) Gandeng JIPS

SERIUS: Diskusi Akhir Tahun Alumni UGM di Manado (KAGAMA) bersama para wartawan yang meliput di Kantor Gubernur tergabung dalam JIPS Sulut membahas “Peran Pers Dalam Pembangunan Sulut”. Koordinator JIPS Rolf Lumintang (berdiri) sebagai moderator, narasumber Pengamat Politik dan Pemerintahan Sulut Taufik Tumbelaka (kanan), Kepala Biro Pemerintahan Setda Sulut DR Jemmy Kumendong (tengah), Wartawan Senior RaymonPasla (kiri), Jumat (29/12/17) (foto:kandi/ML)

MANADO– “Peran Pers Dalam Pembangunan Sulawesi Utara (Sulut)” menjadi topik terhangat dalam momen Diskusi Akhir Tahun dibahas Alumni Universitas Gadja Mada (UGM) di Manado (KAGAMA) dan Jurnalis Independent Pemprov Sulut (JIPS), Jumat (29/12/2017) pagi tadi di Ruang Rapat FJ Tumbelaka Kantor Gubernur.

Turut hadir, Asisten III Setdaprov Sulut, Royke Roring, Pengamat Politik Pemerintahan Sulut Taufik Tumbelaka, Wartawan Senior Raymond Pasla, Para Akademisi dan Alumni UGM DR Welly Waworundeng, Dr Peggy Egam, Dr Ivan Kaunang dari FISIP Unsrat, serta 34 anggota JIPS yang kesehariannya meliput di Kantor Gubernur.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey melalui Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setdaprov Sulut Jemmy Kumendong mengatakan pembangunan daerah di Sulut harus tak lepas dari peran insan pers.

Pers adalah mitra pemerintah, posisinya sejajar tidak ada yang diatas juga tidak ada dibawah. Yang pasti peran pers dalam pembangunan sangat penting dalam sosial kontrol pembangunan.

Kumendong beralasan peran pers dalam pembangunan sangat penting.”Apalagi dalam pemberitaan, pers harus memberitakan sesuai etika jurnalis baik media cetak maupun elektronik,”terangnya.

“Disamping itu pers juga senantisa menjaga independensi dalam menyuguhkan informasi kepada publik, karena dalam upaya mengontrol pembangunan masyarakat dapat menggunakan media sebagai jembatan komunikasi sehingga media harus menjadi agen perubahan sosial kearah lebih baik,” pungkasnya.

Sementara, Pengamat Politik dan Pemerintahan Sulut Taufik Tumbelaka juga sebagai narasumber Diskusi Akhir Tahun tersebut mengatakan empat point harus diketahui insan pers juga alumni UGM di Manado.

Konsultasi personal politik sudah tembus 2000 Uero per jam. Berita intelektual karya tulis dibuat oleh pers berapa harganya,”tanya Tumbelaka.

Pers secara profesional, menjadi tugas berat pers yakni menjaga profesi jurnalis itu sendiri, itu yang membuat image padahal tidak semua.

Kedua, tugas terberat adalah menjaga marwah profesi jurnalis itu sendiri. Menjaga terserang oleh oknum mengaku Jurnalis tapi merusak citra. Ketiga Humanizing Development ata membangun peradaban terdepan

Keempat, tumbelaka menambahkan tegakanlah Four Estate karena Pers adalah penjaga kewarasan demokrasi.

Senada dengan itu, narasumber lainnya juga sebagai Jurnalis Senior Pimpinan Media Massa di Manado Raymond Pasla mengungkapkan, pers yang independen tidak hanya cukup sampai disitu saja.

“Tidak hanya cukup independen. Saya berpikir tidak cukup hanya independen tapi harus memiliki integritas. Jauh lebih tinggi yakni selain kode etik tapi bagaimana pers menulis berita secara fakta dan akurat,”kunci Pasla dalam materi penutupnya. (srikandi)