Permenpora Mentahkan Tuduhan DPRD soal Rekrutmen Paskibraka Manado 2017

Siswi SMA saat mendaftar seleksi Calon Paskibraka 2017 lalu di Kantor Dispora Manado.
Siswi SMA saat mendaftar seleksi Calon Paskibraka 2017 di Dispora Manado
Siswi SMA saat mendaftar seleksi Calon Paskibraka 2017 di Dispora Manado

MANADO – Tuduhan Raynaldo Heydemans, anggota DPRD Manado soal rekrutmen calon Paskibraka 2017 yang dilakukan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Manado disinyalir berbau pungli memnyusul tes kesehatan dibayar sendiri oleh calon peserta Paskibraka dimentahkan oleh Peraturan Menteri Pemudadan Olahraga (Permenpora).

Dalam Permenpora nomor 0065 tahun 2015 tentang penyelenggaraan kegiatan Pasukan Pengibar Bendera, tes kesehatan salah satu rangkaian dalam seleksi.

“Sama halnya saat seseorang mau masuk polisi. Kan harus tes kesehatan. Nah, apakah biayanya harus ditanggung oleh Polri. Kan harus tanggung sendiri. Sama halnya dengan seleksi Paskibraka,” jelas Kabid Pemberdayaan Pemuda Dispora Manado, Wiesye Assah.

Kasie Organisasi dan Kepemimpinan, Ruslan Salakea menyayangkan adanya tuduhan negatif dalam rekrutmen Paskibraka 2017 ini.

“Kalau dipikir, sejak Paskibraka Kota Manado terbentuk tahun 1993, proses rekrutmen semua ditanggung sendiri para calon. Itu sampai tahun 2005. Nanti 2006 sampai sekarang baru pemerintah mulai anggarkan. Kenapa dulu nda ada protes begini. Sekarang cuma masalah tes kesehatan rame-rame diprotes,” ujar Salakea.

Akan halnya pernyataan Heydemans kalau tes kesehatan sudah dianggarkan dalam APBD 2017 dibantah oleh Dispora Manado. “Memang belum dianggarkan. Tapi dewan sudah kasih lampu hijau untuk tahun depan biaya tes kesehatan sudah harus dianggarkan,” ujar Assah.

Memang untuk tes kesehatan selama rekrutmen Calon Paskibraka ditanggung siswa yang mendaftar. Hanya saja, ada siswa yang kurang mampu enggan cek kesehatan di Prodia karena biaya mahal.

“Makanya kami anjurkan untuk cek kesehatan di rumah sakit pemerintah. Itu kami sudah fasilitasi,” pungkas Assah didampingi Salakea. (ivan)