Petani Diusir, Oknum Brimob Diduga Back Up PT KKI

Jems Tuuk

MANADO – Legislator dapil Bolmong Raya, Jems Tuuk terus memperjuangkan aspirasi masyarakat di Lima Desa yang ada di Kecamatan Sangtombolang, Bolmong. Terkait kasus dugaan  penyerobotan lahan seluas 354 Ha oleh PT. Karunia Kasih Indah (KKI).

 

Kepada wartawan, Tuuk menyatakan, akan memanggil pihak PT KKI bersama instansi terkait baik dari Kabupaten maupun provinsi. ” Hearing ini bisa dilakukan lintas komisi,” ungkapnya, sambil berharap kasus perlu dilakukan Panitia Khusus ( Pansus).

Tuuk membeberkan juga setelah ia melakukan peninjauan lapangan, diduga ada keterlibatan oknum anggota Brimob yang memback up pihak perusahan. ” Oknum polisi ini diduga menakut-nakuti petani yang melakukan aktivitas pertankan di lahan yang diklaim PT KKI,” jelas Tuuk.

Anggota Fraksi PDIP ini menyatakan, dirinya akan meminta penjelasan  dari pihak Polda Sulut terkait dugaan keterlibatan oknum anggota Brimob tersebut.

“Kami juga menuntut pertanggungjawaban PT KKI yang telah melakukan pengrusakan aset negara berjumlah miliaran untuk pertanian,” tambah Tuuk.

Diketahui tahun  2006 silam,  DPRD Sulut mengeluarkan rekomendasi dengan nomor surat 160/DPRD/520 tertanggal 7 Agustus 2006 ditandatangai Ketua DPRD Sulut Drs. Syachrial Damopolii dengan keputusan larangan memperpanjang ijin Hak Guna Usaha (HGU) PT  Wahana Klabat Sakti (PT WKS) dilahan seluas 354 Ha.

Dengan demikian, ijin HGU PT WKS sejak tahun 1981 berakhir pada tahun 2006 yang ada di 5 Desa Bolangat Timur, Kecamatan Sang Tombolang, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong),

Tak lama kemudian datang PT. Karunia Kasih Indah (KKI) mengklaim miliki ijin HGU PT WKS untuk dijadikan lahan penanaman bibit kelapa sawit dia atas lahan 354 Ha tersebut dengan mengusir petani di 5 desa yang ada.

Padahal, surat rekomendasi DPRD Sulut nomor : 160/DPRD/520 tersebut merekomendasikan areal HGU PT WKS sudah menjadi lahan tidur, pengelolaannya diserahkan kepada masyarakat.

PT KKI ini juga telah dilaporkan merusak
dua aset negara yaitu Irigasi yang dibangun pada tahun 1996 dengan anggaran Rp9 Miliar dan Irigasi yang dibangun pada tahun 2015 dengan anggaran Rp 3,2 Milyar. (mom)