Petugas SPBU 02 Tahuna Tak Profesional, Pengguna BBM Merasa Dirugikan

Kabag Ekonomi Johanis Pilat

Tahuna- Maraknya Antrian Gelon di SPBU 02 Tahuna membuat sejumlah pihak merasa dirugikan, bahkan antrian gelon ini sudah tidak tertib karena kebanyakan tidak membawah surat rekomendasi dari Pemerintah Daerah (PEMDA) dalam hal ini bagian ekonomi.
Menanggapi hal ini Kepala Bagian Ekonomi Johanis Pilat, kepada media mengakui sangat menyayangkan kinerja petugas SPBU 02 yang kerap menyalahi aturan.


“Kenyataannya walaupun kinerja petugas SPBU 02 tidak profesional , kami tidak punya parameter yang baku untuk mengevaluasi mereka, karena yang lebih berhak adalah Lembaga Badan Usaha Pertamina,”ungkap Pilat.

Lanjutnya menambahkan, hal ini perlu ditangani secara serius karena antrian gelon yang tidak tertib itu menyebabkan terjadinya antrian panjang bagi pengendara roda dua maupun roda empat yang menggunakan BBM Premium. Dan pelayanan sudah tidak lagi maksimal sampai sore hari, karena persediaan BBM sudah habis.

Disisi lain Pilat juga menyayangkan penjualan Pertamax yang tidak difkonfirmasikan oleh pihak pertamina ke pemerintah daerah, sebaiknya disosialisasikan terlebih dahulu ke masyarakat.
“Kami sebagai unit kerja yang melakukan pengawasan merasa kaget karena dilapangan sudah dijual Pertamax yang harganya Rp 10.050/liter, dibanding sebelumnya pengguna BBM menggunakan Petralite yang harganya Rp 8.050/liter,”jelasnya.

Tentu dari segi ekonomi disparitas harga ini tidak bisa memaksakan masyarakat menggunakan Pertamax, karena masyarakat lebih memilih Petralite yang harganya masih terjangkau.
“Ini harus ditindak lanjuti kenapa Petralite hilang dari kabupaten sangihe, dan kami segera akan laporkan ke Bupati serta konsultasi dengan pihak DPRD, karena ini menyangkut kepentingan masyarakat,”pungkasnya.(Zul)