Satu lagi Kolaborasi Pemprov dan Swasta, KEK Pariwisata Ditetapkan Juni 2019

MINUT– Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) telah menyiapkan administrasi lengkap untuk persyaratan agar Juni 2019 sudah bisa diresmikan jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Likupang.

(Gubernur Sulut Olly Dondokambey saat kunjungan ke lokasi KEK Likupang, Rabu (26/3/2019) (foto:kandi/ML)

‘Kami sudah menyurat ke Menko Perekonomian, Menteri Pariwisata dan sudah di respon baik sehingga data-data KEK juga data dari pihak swasta yang lahannya sekitar 600-san hektar lebih,”ungkap Olly saat kunjungan ke lokasi KEK Likupang dan penyerahan KUR, Rabu (27/3/2019) siang tadi.

Ia pun mengungkapkan wilayah Likupang dan sekitar pulau-pulau dalam PP 50 Tahun 2001 kawasan Likupang itu memang sebagai kawasan pariwisata.

(Gubernur Sulut Olly Dondokambey ,Wagub Steven Kandouw, Sekprov Edwin Silangen, rombongan Kemenpar RI dan pihak swasta saat meninjau lokasi KEK Pariwisata di pantai Likupang, Rabu (27/3/2019) (foto:kandi/ML)

“Jadi pemerintah pusat jauh jauh hari sudah menetapkan kawasan ini jadi kawasan pariwisata. Nanti kawasan ex PTP itu juga masuk sekaligus sekitar 2.500 hektar totalnya hampir 3000 hektar yang sekaligus menjadi KEK,”kata Olly.

Tak hanya itu, terobosan pemerintah provinsi berkolaborasi selain dengan pemerintah pusat juga Pemkab Minut dan pihak swasta terus menggenjot KEK Pariwisata ini.

“Kami sudah siapkan salah satunya sudah bekerja sama dengan Pemkab Minut untuk pelebaran membebaskan jalan dari Bandara sampai Likupang sepanjang 33 KM,”lanjutnya.

Bukan hanya itu, Gubernur Olly menuturkan sebagian sudah dikerjakan.”Mudah mudahan tahun depan selesai sebagian bantuan untuk pemerintah pusat yakni bantuan Presiden Jokowi secara langsung menggunakan APBN cepat terealisasi. Ini satu lagi kolaborasi pihak Pemprov dan swasta ,”pungkasnya.

Terpisah, sebelum kunjungan ke KEK Likupang, Menteri Pariwsata Arief Yahya berharap KEK Pariwisata Tanjung Pulisan-Likupang, di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, dapat ditetapkan pada Juni 2019.

KEK pertama di Sulut itu sekaligus diharapkan menjadi yang terbaik di Indonesia.

“Saya hadir di sini karena optimistis, Sulawesi Utara akan memiliki KEK Pariwisata terbaik. Untuk itu unsur 3A yakni atraksi, akses, amenitas harus berkelas internasional. Targetnya satu bulan dari sekarang sudah ditetapkan, atau paling lama Juni 2019,” kata Menpar Arief Yahya saat Kick of Meeting Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Pulisan-Likupang di Hotel Sintesa Peninsula, Manado, Rabu (27/3/2019) pagi.

Menpar Arief Yahya juga menjelaskan, untuk atraksi di Sulut tidak perlu diragukan lagi. Lantaran di wilayah itu terdapat Taman Nasional Bunaken dan Selat Lembeh dengan micro dive yang sudah terkenal hingga dunia. Dan bahkan akan menjadi internasional hub bagi para yachter asing.

Di sisi akses, penambahan kapasitas Bandara Sam Ratulangi menjadi suatu keharusan sebagai pintu masuk wisman sehingga bisa menampung wisatawan lebih banyak. Landasan pacu juga harus diperpanjang menjadi 3.000 x 45 meter persegi.

“Rule of time dari bandara ke lokasi KEK kurang dari 2 jam dan jalannya juga sudah diperlebar 14 meter persegi,” kata Menpar.

Untuk amenitas, akan dibangun ‘luxury resort’ sebagai rencana jangka panjang yang memang membutuhkan waktu lama. “Maka saya usulkan saat ini untuk mulai membangun nomadic tourism yang implementasinya sangat cepat. Nantinya kawasan pendukung KEK akan juga akan tumbuh dengan cepat,”beber Arief Yahya.

Kick of Meeting Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Pulisan-Likupang juga dihadiri Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandou, Deputi Bidang Ekonomi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Kemenpar Dadang Rizky Ratman, Direktur PT Minahasa Permai Resort Development Martina Widjaja, dan Head Project PT Minahasa Permai Resort Development Paquita Widjaja Rustandi sebagai pengelola KEK.

Paquita menjelaskan, pengusulan KEK Pariwisata Tanjung Pulisan – Likupang, akan dibangun di atas lahan seluas 374 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp11 triliun.

“Untuk lahan semua sudah ‘clean and clear’ 374 hektare tidak ada masalah. Semoga dengan tidak adanya masalah di lahan, penetapan KEK juga akan dilakukan dengan segera,”tegasnya.

Mengingat lokasi KEK Tanjung Pulisan berdekatan dengan hutan lindung, ke depannya PT MPRD akan membangun Wallace International Conservation Resort and Marine Park, sebagai salah satu atraksi utama di kawasan tersebut.

Tujuan dibangunnya area konservasi ini tidak lain untuk mengembalikan keanekaragaman flora dan fauna endemik daerah yang saat ini sudah berkurang jumlahnya. Sejauh ini, Paquita menuturkan pihaknya sudah bekerja sama dengan investor Singapura terkait pengembangan conservation resort dan telah berkomunikasi dengan investor Australia terkait pengembangan marina di KEK Tanjung Pulisan.

“Kami yakin, hadirnya KEK Tanjung Pulisan yang menyuguhkan keindahan topografi seperti sabana hijau, perbukitan, dan lautan yang masih pristine ini akan menjadi daya jual bagi wisatawan. Bukan tidak mungkin ke depan, KEK ini akan turut berkontribusi menjadi salah satu destinasi unggulan yang mendukung target kunjungan wisatawan baik wisman dan wisnus yang direncanakan oleh Menpar,”kunci Paquita.

(srikandi)