Sebut Ketua Perbakin Sulut Tak Paham AD/ART, Walandouw : Kalau Gentlemen, Saya Tantang Debat Terbuka Ketua Perbakin Soal AD/ART

Ketua SWSC Manado Julius Walandouw.

MANADO – Penyataan Ketua Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) Sulut Stenly Wuisang (SW) tentang aturan pembentukan club yang sesuai AD/ART PERBAKIN, dikecam Ketua dan anggota Sarunta Waya Shooting Club (SWSC).

Kecaman pihak SWSC muncul saat Ketua Perbakin memuat pernyataannya pada salah satu media online. Dengan kondisi itu, pihak SWSC melakukan klarifikasi dengan tegas mengatakan yang bersangkutan saat memaparkan pernyataannya sangat tidak menguasai aturan AD/ART Perbakin.

Ketua SWSC Manado Julius Walandouw saat mengklarifikasi pemberitaan yang memuat pernyataan Ketua Perbakin Stenly Wuisang mengatakan pembentukan club yang sesuai AD/ART Perbakin, dimana sumber legalitas club merupakan keputusan  dari PB Perbakin adalah keliru. Sebab itu, dimohonkan saudara Stenly Wuisang melihat baik-baik AD/ART Perbaik pasal 5 ayat 2 dibadingkan pasal 6 tentang tatacara penerimaan anggota.

“Saya menjelaskan, pembekuan club dan status keanggotaan dari ketua club yang sudah dipecat ini sifatnya otoriter dan sepihak karena tidak berdasarkan AD/ART Perbakin pasal 46 tentang sanksi dan pelanggaran produk hukum Perbakin. Ini organisasi yang mempunyai mekanisme dan prosedur dalam pembekuan club dan pemecatan anggota (pasal 46 AD/ART), bukan perusahaan pribadi yang seenaknya melakukan pembekuan dan pemecatan,” ujar Walandouw.

Lanjutnya, seharusnya saudara SW yang diberikan sanksi berdasarkan pasal 9 ayat 1a AD/ART, karena telah melakukan pelanggaran produk hukum Perbakin (AD/ART) pada saat pelaksanaan Muskotlub Perbakin Kota Manado 2017. Dimana saat memasuki pemilihan ketua Pengkot Perbakin Manado, SW sebagai narasumber mengintervensi dan meminta peserta Muscotlub untuk mengabaikan pasal 29 AD/ART Perbakin tentang persyaratan bakal calon Ketus Umum sehingga terjadi voting para peserta untuk memilih AD/ART Perbakin atau kebijakan.

“Yang lebih ekstrim lagi, SW ketika selesai berbicara sebagai narasumber dari meja pimpinan sidang, saat mengatakan memilih AD/ART atau kebijakan, yang bersangkutan justru duluan mengangkat tangan dan memilih kebijakan,” jelas Walandouw, didampingi Humas SWSC Ferry Lantang.

Sambungnya, soal legitimasi pengurus Perbakin Manado sebelum dilantik pengurus Perbakin Sulut sudah diprotes keras oleh salah satu club peserta Muskotlub karena tidak sesuai AD/ART dan catat hukum. Sehingga mengirim surat protes ke pengurus Perbakin Sulut untuk membatalkan hasil Muscotlub tapi tidak dihentikan/dijawab. Ataupun memanggil club yang melakukan protes untuk klarifikasi.

“Nah, surat yang sama dibawah ke PB Perbakin dan diterima oleh Sekjen, yang kemudian dilakukan evaluasi dan menyurat ke Perbakin Pengprof Sulut untuk melakukan klarifikasi dan evaluasi hasil Muscoklub Manado, tapi sampai saat ini tidak ada tindak lanjutnya. Apakah surat protes itu sengaja didiamkan, karena sudah direkayasa sebelumnya ?,” tutur Walandouw.

Ditambahkannya, jabatan ketua harian yang Plt berdasarkan AD/ART yang dipilih oleh musda hanyalah satu jabatan ketua umum yang benar, tetapi jabatan wakil ketua harian, sekretaris dan seterusnya berdasarkan AD/ART, ketua umum terpilih bersama formatur menyusun dan membentuk kepengurusan lengkap, berarti wakil ketua/ketua harian adalah produk Musda (pasal43 ayat 1 AD/ART).

“Inilah bentuk klarifikasi, agar komunitas menembak bisa menilai mana yang benar sehingga menjadi satu pembelajaran dalam berorganisasi untuk taat dan tunduk pada AD/ART, bukan pada kebijakan, apalagi mengabaikan AD/ART. Jadi yang bersangkutan kalau ingin mengklarifikasi di media cetak ataupun online, harus betul-betul paham AD/ART, agar publik dalam membacanya tidak menertawakan. Apalagi, yang selalu berbicara berdasarkan AD/ART, ternyata tidak memahami dan malah melanggar hanya karena kepentingan pribadi/kelompok,” tegas Walandouw.

Pungkasnya, saudara SW akan lebih gentlemen jika mengundurkan diri sebagai Ketua Harian Perbakin Sulut. Karena merupakan tipe/sosok seorang pemimpin yang jelas-jelas tidak tahu/paham soal AD/ART Perbakin, yang ada hanya asal bicara.

“Kalau begini, ini namanya orang bodoh sok pintar. Saya tantang saudara SW untuk debat terbuka melalui media televise tentang AD/ART Perbakin. Supaya melalui debat ini menjadi pembelajaran bagi SW yang selalu berbicara tentang organisasi perbakin harus berdasarkan AD/ART, ternyata tidak paham AD/ART dan mengabaikannya,” tutupnya. (stenly).