Simak! Ini Data DBD 2015 hingga Awal 2019 di Sulut

MANADO– Analisis Data penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Utara (Sulut) menunjukkan perkembangan yang terjadi di lapangan dari tahun 2015 hingga awal 2019 di Kabupaten/Kota, sehingga Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi terus melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan.

Sumber Data: Dinkes Provinsi Sulut

Kepala Dinkes Sulut  dr. Debby Kalalo saat Press Conference di Lantai 3 Kantor Dinkes Provinsi, Selasa (8/1/2018) kepada sejumlah wartawan mengatakan
DBD utamannya pemberantasan nyamuk dan jentik.

Kalalo mengingatkan gerakan masyarakat harus dilakukan serentak dan rutin. Peran serta semua kalangan untuk gerakan mayarakat hidup sehat.

“Fogging hanya bersifat sementara. Fogging hanya dilakukan jika telah ada kasus yang terjadi. Kebanyakan fogging juga bisa berdampak keracunan,”jelas Kalalo.

Ia pun tak menampik kasus DBD berdasarkan fakta di lapangan dan dilihat dari analisis data (lihat data) ada yang mengalami penurunan dan kenaikan.

‘Kami terus berupaya sosialisasi melalui media sosial dan turun langsung ke masyarakat. Juga berkoordinasi ke Dinas Kab/Kota, Puskesmas dan Rumah Sakit agar mereka lebih menyadari bagaimana kita mencegah,”tandasnya.

Diketahui dalam brosur yang dibagikan Dinkes Sulut tertulis penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan.

Oleh karenanya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim penghujan.

Program PSN , yaitu: 1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain 2) Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.

Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti 1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

(srikandi)