Pasandaran Minta Masyarakat Sangihe Jangan Takut Berobat Ke RS Liun Kendage, Karena Mereka Bekerja Secara Profesional

Direktur RSD Liun Kendage Tahuna dr Handri Pasandaran.

Tahuna— Adanya satu pasein yang terkonfirmasi positif Virus Corona Desease 2019 (Covid-19) yang kini dalam perawatan tim medis, menjadikan Rumah Sakit Daerah (RSD) Liun Kendage Tahuna, terlihat sepi dari pengunjung yang datang untuk memeriksa kesehatan. Baik sekedar melakukan rawat inap maupun rawat jalan.

Hal ini dibenarkan Direktur RSD Liun Kendage Tahuna, dr Handri Pasandaran ME ketika dikonfirmasi terkait menurunnya jumlah pasien yang dirawat sejak adanya kasus corona di Kabupaten Sangihe. Diakui Pasandaran, banyak masyarakat yang cemas atau takut untuk datang berobat ke RS Liun Kendage, dikarenakan adanya pasien Covid-19.

“Jadi menurut pandangan kami, kurangnya jumlah pasein yang berkunjung ke RS Liun Kendage, baik pada awal bulan April hingga Mei ini, adanya kecemasan, ketakutan dari masyarakat. Karena saat ini rumah sakit sedang merawat satu orang pasien Covid-19,” Katanya Direktur. 

“Perlu kami tegaskan, terutama yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe, tidak perlu khawatir sebenarnya akan hal itu. Walaupun kita sedang merawat pasien Covid-19, tapi penanganannya seusia SOP. Pasien itu dirawat diruangan terpisah, tidak bersamaan dengan perawatan ruangan yang lain. Memiliki ruangan isolasi sendiri dan perawat yang menangani juga tersendiri. Sesuai SOP dan menggunakan standar perlindungan diri yang memadai, sesuai kementerian kesehatan,” tegasnya. 

Disinggung tentang ketakutan masyarakat untuk berobat, karena akan diisolasi apabila mempunyai penyakit terkait gejala klinis Covid-19. Dirinya mengungkapkan bahwa hal itu tidak akan diterapkan pada pasien yang berobat ke RS Liun Kendage. 

“Terkait ketakutan masyarakat, apabila ada keluhan penyakit seperti demam, gejala infeksi misalnya batuk, sedak nafas, beringus dan lain sebagainya, cenderung ada fobia atau takut. Karena mereka pikir kalau ke rumah sakit khawatirnya akan digolongkan ke Covid-19. Sehingga harus di isolasi atau ditahan, atau dirawat selama 14 hari,” ujarnya.

“Untuk hal ini Kabupaten Kepulauan Sangihe belum menjadi transmisi lokal penyebaran Covid-19. Jadi bukan berarti semua yang ada gejala demam disertai, batuk, beringus atau sesak nafas, langsung otomatis dikategorikan sebagai pasien Covid. 

Karena apa bila dia tidak memiliki riwayat perjalanan sebelumnya, tidak ada riwayat kontak fisik, setelah kita lakukan skrining. Kalau setelah skrining dan di Ravid Test negatif, atau hasil lab juga tidak menunjukkan pasien Covid. Maka pasien itu tidak akan ditetapkan sebagai pasien Covid,” bebernya. 

Dirinya meminta kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir. Dan kalau masyarakat memang harus datang berobat ke rumah sakit, diharapkan untuk datang berobat ke rumah sakit. Tanpa perlu khawatir akan hal yang ditakutkan seperti keterangan di atas. 

“Tidak perlu masyarakat khawatir berlebihan. Jadi kami mengaharapkan bagi masyarakat, mana kala membutuhkan pelayanan, silahkan datang ke Rumah Sakit Liun Kendage. Kami akan melayani sesuai standart dan prosedur. Segala sesuatunya dilakukan sesuai ketentuan. Jangan karena kekhawatiran yang berlebihan itu menjadikan masyarakat tidak mengakses pelayanan di RSD Liun Kendage,” harapnya. 

Ditambahkannya, saat ini pasien Covid yang tengah menjalani proses perawatan di RSD Liun Kendage, dalam keadaan baik. Dan secara klinis tidak menunjukkan keluhan, serta kondisinya dalam keadaan baik. 

“Perlu juga kami jelaskan, saat ini pasien Covid yang tengah dirawat di RSD Liun Kendage, dalam keadaan baik, secara klinis tidak menunjukkan keluhan dan kondisi fisiknya baik. Kami tinggal menunggu hasil konfirmasi pada pemeriksaan hasil swab ke tiga dan ke empat. Mudah-mudahan hasil swab melalui PCR hasilnya negatif, pasien dapat kami pulangkan ke rumahnya,” pungkasnya. (Zul)