Tidak Sekedar Hidup Mapan, Levina Beri Tips Apa Yang Harus Dilakukan Buat Wanita Usia 20-an

Levina Valentina Rorimpandey

Hidup bahagia adalah sebuah pencapaian. Sayangnya, banyak orang yang mengaitkan kebahagiaan hanya pada uang dan pasangan idaman. Padahal, bahagia tak melulu tentang materi melainkan seberapa puas kita menjalani kehidupan saat ini.

Berbicara tentang hidup, Levina Valentina Rorimpandey, wanita cantik yang tak bosan-bosannya dipandang itu berbagi tips. Dimana, bagi kita yang masih menjejaki usia 20-an, kebahagiaan jelas tak bisa diukur dari seberapa banyak uang dalam dompet. Atau, berapa jumlah mantan dan berapa kali kita pernah pacaran hingga kapan kita bisa melepas masa lajang. Kita pantas memikirkan hal-hal lain yang lebih dari berharga. Apa saja?

Menjejak usia 20-an, kita mulai belajar membedakan kenyataan dan yang sekadar jadi harapan

Kadang, yang kita lihat di layar laptop, televisi, atau majalah bisa sangat menggiurkan. Ketika membaca kisah anak muda 20-an yang hidup mandiri, punya pekerjaan mapan, apartemen dan kendaraan pribadi, hingga punya pasangan keren dan kehidupan sosial yang menyenangkan, kita akan punya impuls untuk membandingkan diri dengan mereka dan merasa belum jadi apa-apa. Kamu mungkin akan merasa kecewa.

“Benar, punya ekspektasi tentang hidup tentu sah-sah saja. Tapi, pastikan juga kamu mengerti bahwa realita tak mungkin selalu sama. Saat ini, mungkin “prestasimu” bisa dibilang tidak sementereng teman-temanmu yang lain. Kamu masih tinggal di kamar kos sederhana, menjalani masa training di pekerjaan pertamamu, hidup serba hemat. Tapi, ini bukan berarti kamu tidak mampu. Jangan biarkan apa yang ada sekarang membatasi apa yang bisa kamu gapai di masa depan,” ucap Levina, gadis 23 tahun yang hobi menari dan menyanyi ini saat berbagi motivasi.

Banyak perubahan yang terjadi dan kita berjuang agar bisa menyesuaikan diri

Usia 20-an adalah masa-masa krusial. Kamu akan dipaksa mengambil berbagai keputusan besar dan mengalami banyak perubahan. Tidak jarang, ini membuatmu merasa ‘tidak siap’.

Levina berpendapat, berbeda dengan masa sekolah, saat kuliah dituntut belajar mandiri. Tidak akan ada guru yang memeriksa kelengkapan catatan, pencapaian diukur dari kemampuanmu untuk lulus di setiap mata kuliah. Sama halnya ketika kamu harus merasakan transisi dari masa kuliah ke dunia kerja. Pekerjaanlah yang menuntutmu tampil sebagai pribadi yang cepat tanggap dan profesional.

“Perubahan akan selalu menarik, tapi tidak selamanya menyenangkan. Untuk bisa berdamai dengan segala perubahan dalam hidup, kamu hanya perlu bersikap lebih rileks. Jangan terlalu takut atau bahkan stres. Kadang, kamu hanya harus menjalani hingga akhirnya bisa berkata: “Ah, ternyata tidak sesulit yang aku bayangkan,” sebut  Levina, yang sudah berprestasi sebagai Grand Finalis Miss Celebrity Indonesia 2012 (utusan Sulut), Wakil 1 Nona Manado 2013, nona Manado Photogenic 2013, menjadi perwakilan Manado dalam ajang pemilihan Cardinal Model Hunt di Bali (2012), Bandung (2013), dan bali (2014).

Kita Punya Kebebasan, Tapi Kita pun Berjuang Mati-matian Agar tak Kebablasan

Mengenai topik ini, Levina menuturkan bahwa inilah saatnya kita memulai hal-hal baru dalam hidup. Memilih jurusan kuliah yang sesuai minat, melamar pekerjaan yang bisa menyalurkan renjana kita, atau memulai hubungan baru yang lebih menyenangkan dan minim drama.

Sebab, di usia 20-an, kita punya otonomi atas diri sendiri, berhak memilih dan menentukan yang terbaik untuk masa depan. Akan, ada banyak kemungkinan dan kesempatan yang bisa diraih dan mengantarkan kita menuju sukses. Kita punya kesempatan untuk mengeksplorasi diri; menemukan kelebihan dan meningkatkan kualitas diri.

Apalagi, usia 20-an belum sepenuhnya kita lepas dari dukungan orang tua dan itu kenyataannya. Tidak semua orang memilih untuk mandiri di usia 20-an. Banyak alasan yang membuat seseorang masih tinggal dan menggantungkan hidup pada orang tuanya. Hal ini tentu tidak jadi masalah ketika orang tua memang masih mampu.

“Namun, kamu harus bisa menyikapi ‘keberuntunganmu’ ini dengan bijaksana. Jangan sampai justru hidup foya-foya, malas bekerja, atau sekedar memanfaatkan fasilitas dari orang tua. Lanjut kuliah S-2, kerja paruh waktu, belajar memiliki usaha, banyak-banyak menabung, manfaatkan waktu dan kelebihan yang kamu punya dengan sebaik-baiknya,” kata Levina yang saat ini memilih berkarir sebagai enterpreneurship.

Kawan lama memang tak lagi ada di sisi, tapi bukan berarti mereka layak dianggap mati

Bagi Levina, kehidupan baru tidak harus membuat kita lupa pada mereka yang hadir di masa lalu. Teman-teman lama adalah milik kita yang harus dijaga baik-baik. Berkat kehadiran mereka pulalah, kita bisa sampai di kehidupan saat ini.

“Jangan jadikan kesibukan dan rutinitas sebagai alasan untuk putus komunikasi. Selalu luangkan waktu untuk bertemu dan bernostalgia dengan kenangan masa lalu. Ketika tidak ada kesempatan untuk bertemu, setidaknya bisa menyapa dengan cara lain. Berbagai alat komunikasi hingga media sosial akan memudahkan menjaga hubungan baik dengan mereka,” sambung Levina.

Impian jadi kaya sah-sah saja, toh kita mengerti bahwa kerja keras dan kerja cerdas itu berbeda

Perjalanan di usia 20-an memang tidak selalu ‘mulus’. Banyak hal yang mungkin tidak sesuai dengan harapan hingga akhirnya membuat kita kecewa atau sedih.

“Ketika skripsi tidak kunjung ‘diluluskan’ dan lamaran kerja belum juga ada jawaban, teman-teman bisa memanfaatkan waktu untuk hal-hal lain. Ikut pelatihan kerja, bergabung di komunitas dan jaringan karir, atau memilih kerja paruh waktu justru bisa mengembangkan diri kita. Tidak perlu menghabiskan energi untuk meratap, tapi gunakan untuk meningkatkan kemampuan diri. Sebab, jalan menuju puncak dalam usia 20-an belumlah setengah dari perjalanan. Di usia ini, kita punya kesempatan dan kebebasan untuk mengubah rencana. Ibaratnya, kita boleh maju terus, putar balik, atau memilih jalan yang lain. Yakinkan diri bahwa kuliah atau pekerjaan yang sedang di jalani adalah pilihan yang tepat. Jika ternyata tidak yakin, tanyakan pada dirimu sendiri. Namun ketika bingung, lebih baik temukan seseorang yang bisa jadi mentor. Pengalaman dan pencapaiannya bisa membuat kita berpikir lebih terbuka. Bahwa ada banyak pilihan karir yang akan sesuai dengan minat dan kepribadian kita,” tutur wanita cantik yang pernah mewakili indonesia untuk mengisi acara dalam Dema Show di US.

Lebih dari sekadar mapan, usia 20-an adalah kesempatan untuk menikmati hidup bahagia dengan cara yang sederhana

Kita tidak harus menjalani usia 20-an dengan kaku dan bersikap keras pada diri sendiri. Merasa bahwa masa muda harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, kita lupa bagaimana caranya menikmati hidup.

“Kadang, akan lebih baik jika kita sejenak melupakan rencana menikah atau keinginan untuk bisa punya kendaraan mewah dan rumah pribadi. Cukup nikmati usia 20-an dengan sekedar pencapaian-pencapaian sederhana seperti: dapat IPK tinggi, traveling sendirian, atau punya usaha kecil-kecilan dan buka banyak cabang. Sebab, ingin seperti apa menjalani usia 20-an itu menjadi hak masing-masing individu. Hanya saja, setiap keputusan dan perilaku tentu memberi dampak di kehidupan kita selanjutnya. Jadi, semoga masa muda ini bisa dijalani dengan sebaik-baiknya,” pungkas Levina yang saat ini aktif dalam pelayanan di Jemaat GMIM Sion Ranomuut. (stenly).