Tumiwa: Uang Kursi Meja Bukan Kebijakan Sekolah

(Kepala SMA Negeri 2 Bitung, Jootje Tumiwa)

BITUNG – Kebijakan SMA Negeri 2 Bitung meminta uang kursi meja bagi siswa baru dipertanyakan. Pasalnya, sekolah mewajibkan siswa baru “menyetor” uang kursi dan meja sebesar Rp300 Ribu. “Saya kira perlu ada penjelasan yang jelas soal penagihan uang sebesar 300.000 dengan alasan pembayaran uang meja dan kursi,” kata Robby Supit.

Menurut Supit, kebijakan ini perlu adanya penjelasan dari Kepala SMA Negeri 2 Bitung. “Mengapa kepada peserta didik yang baru masuk ada permintaan uang meja kursi lagi,” ujarnya

Menanggapi hal ini, Kepala SMA Negeri 2 Bitung Jootje Tumiwa mengatakan, tidak ada kebijakan sekolah meminta biaya kursi meja senilai Rp300 Ribu per siswa baru yang diberlakukan. “Jadi itu tidak benar atau tidak ada sekolah meminta uang kepada orang tua murid,” kata Tumiwa.

Lebih jauh dijelaskan, pada tahun ajaran 2016/2017, siswa yang lulus dari SMA Negeri 2 Bitung berjumlah 371 siswa. Dengan sendirinya yang dibutuhkan hanya sesuai jumlah siswa yang lulus. “Idealnya SMA Negeri 2 Bitung hanya terima murid bari sesuai yang lulus, tapi jumlah yang mendaftar membludak,” ujarnya.

Dikatakan pula, jumlah siswa baru yang mendaftar 597 orang dan semua orang tua murid menginginkan anak mereka diterima. “Setelah dikonsultasikan ke Dinas Pendidikan Propinsi dan Pemkot Bitung, kami dimintakan untuk mengakomodir siswa yang mendaftar. Tapi muncul masalah, sekolah tidak bisa menyiapkan meja kursi,” kata Tumiwa.

Dengan adanya masalah ini, maka orang tua sepakat untuk menyiapkan meja kusri dengan menghubungi pihak pengrajin meubeler secara langsung. “Jadi kebijakan itu bukan atas permintaan sekolah. Kami hanya menyiapkan ruang kelas dan tenaga guru. Karena jumlah siswa yang banyak, maka dalam satu ruangan jumlahnya bertambah,” ujarnya.(hry)