UKW IWO Manado (2): Berkeringat di Ruang Ber-AC LPDS Jakarta

JAKARTA – Perasaan gugup kembali hinggap saat bertolak dari Apartemen Graha Cempaka Mas, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2019) menuju kantor Dewan Pers, Jln. Kebon Sirih untuk mengikuti UKW (Uji Kompetensi Wartawan) hari kedua.

Subuh itu sekitar pukul 05.00 WIB, 14 anggota Ikatan Wartawan Online (IWO) Kota Manado harus buru-buru menggunakan 4 mobil jasa online mengingat jarak tempat tinggal dengan lokasi UKW di kantor LPDS (Lembaga Pers Dr. Soetomo) lantai 3 Gedung Dewan Pers lumayan jauh.

Mereka dipusingkan bangun pagi buta lagi demi mengejar status wartawan kompeten. Bahkan ada beberapa hanya tidur satu dua jam karena semalam suntuk begadang dengan buku kisi-kisi diberikan tim penguji LPDS saat hari pertama workshop UKW, Rabu (24/4/2019).

Penegasan tim penguji agar jangan terlambat dari jam yang telah ditetapkan untuk pelaksanaan ujian hari kedua, karena menjadi salah satu penilaian berpengaruh dalam UKW di LPDS seakan menjadi ‘musuh’ 14 anggota IWO untuk memaksakan diri bangun pagi.

Stewart ‘Ewa’ Lumempow, wartawan www.indoberita.com mengaku kembali merasa bekeringat karena teringat pertanyaan penguji Lahyanto Nadie dalam materi ‘Peliputan dan Kiat Menulis Opini dan Feature’ di hari pertama.

Suasana wawancara cegat anggota IWO Manado saat UKW di LPDS, Jakarta

“Ruang AC tapi tetap suar dingin (berkeringat) tiba-tiba mendadak ditunjuk penguji membaca tulisan feature yang kami buat dengan waktu lumayan singkat,” kenang Ewat.

Hari kedua UKW benar-benar menguras otak anggota IWO Manado karena sudah memasuki ujian pendalaman pengetahuan sebagai seorang wartawan profesional berkompeten.

“Ini memang sudah tidak main-main,” tambah Rosita Karim, Pemred www.manadolive.com, satu-satunya peserta mengambil UKW jenjang Utama.

Dua srikandi IWO Manado, Angel Rawis (www.bunaken.co.id) dan Juindah Pesik (www.telegrafnews.id) tak ubahnya perasaan teman-teman lainnya.

Simulasi ujian rapat perencanaan redaksi

Bahkan Angel dari dalam ruangan ber-AC menyempatkan diri curi waktu ungkapkan perasaan lewat grup WA IWO Manado. “Jujur, saya gugup ini,” katanya di sela-sela ujian pemahaman kompetensi wartawan.

Di hari kedua UKW ini, 14 anggota IWO Manado terlibat perang argumentasi cukup alot dalam materi simulasi Rapat Redaksi Perencanaan.

Ini merupakan sesi paling ditunggu dalam penilaian penguji untuk melihat penguasaan isu hangat dari masing-masing peserta kemudian diangkat menjadi sebuah berita layak siar di sebuah media online.

Rosita Karim ditunjuk penguji sebagai pemimpin redaksi nyaris kelabakan. “Ayo cepat. Ingat deadline. Para redaktur harus mempertahankan isunya untuk dikembangkan. Waktunya cukup,” potong Rosita memperpendak suasana perdebatan para redaktur dan reporter yang mempertahanakan isu mereka masing-masing.

Pemandangan tak beda saat materi ujian ‘Wawancara Cegat’. 13 peserta UKW jenjang Muda berlomba mengejar caleg dua periode yang terlibat main proyek dalam simulasi sesi.

Sang nara sumber tersebut sedikit kelabakan melayani pertanyaan beruntun dari masing-masing anggota IWO Manado peserta UKW jenjang muda kemudian berlalu meninggalkan lokasi wawancara.

“Ini untuk melihat sejauh mana engel berita kalian masing-masing dari satu nara sumber hasil wawancara cegat. Jadi tidak melulu satu objek isi beritanya,” ujar Priyambodo, RH, pengajar/penguji LPDS.

Sesi ujian peliputan dan kiat menulis opini dan feature.

Hingga tulisan ini diupdate, 14 anggota IWO Manado masih menjalani ujian pemahaman tentang wartawan kompeten, teknik menulis In-depth Reporting dan Investigasi.

“Sakit kepala,” kata Sahril Kadir (www.kliknews.net) mencuri waktu keluar ruangan ujian untuk mengisap sebatang rokok.

“Satu jam cuma habis waktu ujian liputan investigasi. Pak Priyambodo (penguji) tegas dan sangat mengesankan,” celutuk Rosita Karim lewat grup WA dari dalam ruangan ujian untuk mengusik ketegangan peserta IWO lain di ruangan berbeda. ***/bersambung

Penulis: antoreppy