Walikota GSVL Launching Baju Khas Manado

LIPUTAN KHUSUS

FGD Perampungan Perumusan Baju Khas Manado, Lakat : Baju Khas Simbol Jati Diri

Foto bersama Sekda Micler Lakat, Coreta Kapojos, Kadis Pendidikan dan desainer baju khas manado.

Pelestarian seni dan budaya menjadi perhatian besar Wali Kota Manado GS Vicky Lumentut, bersama Wakil Walikota Mor D. Bastiaan, diantaranya dengan menghadirkan Baju Khas Manado. Dimana melihat latar belakang Kota Manado, sejak lama telah menjadi ruang perjumpaan bagi berbagai tradisi, etnis, dan riligi, dari beragam penduduknya, secara historis dan kultural, Manado berkembang dalam keragaman.

Keberagaman yang dimaksud diantaranya ada unsur Minahasa, Bantik, Nusa Utara (Sangihe, Sitaro, Talaud), Gorontalo, Tionghoa, Arab, Melayu dan Eropa, dan sebagainya. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Manado, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado, menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang Perampungan Peremusan Baju Khas Manado, di Swiss-Belhotel Maleosan, Jalan Jendral Sudirman, Manado, Senin (14/10).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Manado, Micler CS Lakat yang mewakili Wali Kota Manado dalam kesempatan itu menegaskan lewat FGD perampungan perumusan baju khas Manado, para Perangkat Daerah maupun pihak terkait dapat berdiskusi, dalam keterbukaan dan keakraban, agar baju khas Manado dapat memgakomodir keberagaman yang ada. “Bahkan lebih dari itu, dapat menjadi simbol bagi jati diri dan komitmen warga Kota Manado, yang berpengetahuan, berkebijaksanaan, berkepedulian, dan berketuhanan,” ujar Sekda Lakat.

Tampak Sekda Micler Lakat, Coreta Kapojos, Hengky Kawilarang, Kadis Pariwisata, Kadis Pendidikan dan jajaran PD Pemkot Manado.

Lanjut dikatakan, komitmennya adalah kerukunan dalam keberagaman, untuk hidup dan memanusiakan sesama manusia. Dari situlah, kita bangun Manado sebagai Kota Cerdas, Kota Toleran, dan Rumah Besar Bersama. “Baju khas Manado, bila kelak hadir, akan menjadi fisik dari idealnya jatidiri, nilai-nilai luhur, landasan pemikiran, dan keseharian hidup masyarakat Kota Manado.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Tim Perumus FGD, Coreta Kapojos, Desainer Nasional berdarah Manado, Hengky Kawilarang, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado, Kadis Pariwisata Kota Manado, para Narasumber dari kalangan Akademisi dan Pemerhati Seni dan Budaya di Kota Manado.

Baju Khas Manado Sebagai Wujud Kearifan Lokal Seluruh Etnis

First slide image
Foto bersama Walikota Vicky Lumentut, Wawali Mor Bastiaan, Tim Perumus Baju Khas Manado dan seluruh jajaran Kepala Perangkat Daerah Pemkot Manado.

Hampir semua peradaban dunia memiliki simbol identitas budaya dalam bentuk fisik. Mulai dari candi, rumah adat, tari-tarian, upacara adat, benda-benda khas, hingga Baju Adat. Hanya saja warisan budaya tersebut biasanya menjadi milik dan identitas daerah sebagai wilayah adat. Bagi Kota Manado, sebagai kota multi kultural, keberadaan sebagai ibukota Sulawesi Utara, pusat perdagangan, jasa usaha pariwisata, pendidikan, pusat pemerintahan, terutama pusat perjumpaan nilai adat dan budaya, keberadaan sebuah identitas budaya menjadi sangat penting dan strategis.

Semangat menghadirkan sebuah identitas budaya yang mewarisi kearifan lokal seluruh etnis, golongan agama, yang bermukim di Kota Manado mendorong Walikota Manado, G.S. Vicky Lumentut dan Wakil Walikota Mor Dominus Bastiaan serta Sekretaris Daerah, Micler Lakat, menugaskan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melakukan serangkaian kegiatan mempersiapkan hadirnya Baju Khas Manado.

next slide image
Walikota Vicky Lumentut saat melakukan penandatanganan dokumen terkait baju khas manado.

Puncaknya pada Kamis, 7 November 2019, bertempat di Aula Serbaguna kolaborasi antara rumusan Focus Group Discussion yang dielaborasi Tim Perumus serta modernisasi desain yang dikreasikan Hengky Kawilarang di bawah bimbingan Coreta Louis Kapoyos, dilaunching dan dikukuhkan oleh Walikota Manado, G.S. Vicky Lumentut. Dalam acara Launching, desainer nasional berdarah Manado, Hengky Kawilarang disusul perwakilan dari Tim Perumus, Drs. Enoch Saul, memberikan penjelasan tentang berbagai makna simbol.

Acara Launching sendiri diawali dengan penampilan 4 pasang model yang dilakoni Nyong dan Nona Manado, menampilkan pakem Baju Khas Manado berwarna biru, disusul berwarna Merah, Silver, dan Gold, kemudian diikuti dengan penandatanganan berita acara launching oleh Walikota, Wakil Walikota, Sekretaris Daerah, Forkompimda, dan Tim Perumus.

Usai Dilaunching, Baju Khas Manado Jadi Dress Code Resmi Malam Pisah Tahun dan Manado Fiesta 2020

next slide image
Walikota Vicky Lumentut saat memberi sambutan.

Dalam sambutannya, Walikota Manado, G.S. Vicky Lumentut menyampaikan apresiasinya atas karya cerdas Tim yang dipimpin Drs. Daglan Walangitan, M.Pd. selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. ‘Saya dan Ibu Coreta baru mendiskusikan kebutuhan hadirnya semacam baju adat yang mempresentasikan Kota Manado pada sekitar bulan Juli lalu. Kami menghitung sekitar tahun 2020 baju ini bisa hadir. Tapi luar biasa Pak Daglan, Ibu Coreta, dan Pak Hengky. Hanya butuh waktu sekitar 12 minggu, wujud fisik Baju Khas Manado bisa dihadirkan. Saya dan Pak Wakil Walikota Mor Bastiaan juga menegaskan bahwa Baju Khas Manado akan digunakan sebagai dress code pada iven Manado Fiesta 2020 yang juga akan dipimpin Ibu Coreta sebagai Ketua. Khusus untuk jajaran Pemerintah Kota Manado, kami pastikan, Baju Khas Manado akan dikenakan oleh Forkompimda dan pejabat pada saat malam pergantian tahun 31 Desember nanti,’ ujar Walikota.

Ini Deskripsi Baju Khas Manado Karya Tim Perumus

next slide image
Walikota Vicky Lumentut saat mengapresiasi tim perumus didepan seluruh jajaran PD Pemkot Manado.

Dalam Focus Group Discussion yang dielaborasi Tim Perumus serta modernisasi desain yang dikreasikan Hengky Kawilarang di bawah bimbingan Coreta Louis Kapoyos, Walikota Manado GS Vicky Lumentut resmi me-launching baju khas manado. Berikut deskprisi penjelasan terkait baju khas manado :

1. Kota Manado sampai saat ini belum memiliki simbol budaya seperti baju khas sebagai identitas Kota Manado.
2. Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Pedidikan dan Kebudayaan melaksanakan serangkaian pembahasan baik Focus Group Discussion (FGD),Launching dan menyusun kebijakan internal dalam bentuk Peraturan Walikota dan atau Peraturan Daerah sebagai dasar hukum.

next slide image
Wawali Mor Bastiaan saat melakukan penandatanganan terkait baju khas manado.

3. Baju Khas Manado secara keseluruhan di ambil dari baju adat Minahasa, yang dilengkapi dengan beberapa corak motif dan acesories dari daerah lainnya seperti Sangihe Talaud, Bolaang Mongondow, Gorontalo, Bantik, Borgo, dll sebagai simbol keberagaman untuk menggambarkan Manado adalah kota multikultural yang heterogen.
4. Baju khas Manado bukan baju adat, melainkan simbol budaya bernuansa modern yang sifatya sangat terbuka dengan perkembangan zaman dan perkembangan mode.
5. Baju khas Manado dirancang dengan 4 mode yang berbeda-beda berdasarkan fungsi dan tujuan pemakaiannya, yakni ;
1. Mode Dasar/simple dipakai olehUmum (Seperti pada disain warna merah)
2. Mode pakem adat/budaya (seperti pada disain warna biru)
3. Mode pengembangan fariasi modernisasi (Seperti pada disain warna silver)
4. Mode Elegant (Seperti pada disain warna gold).(swb).