2 Tahun Tidak Menerima TDK, Guru-guru dari SMA N 2 Marore Mengadu ke DPRD Sulut

Para guru dari SMA N 2 Marore saat menyampaikan aspirasi ke Komisi 4, DPRD Sulut.

MANADO-Komisi IV DPRD Sulut bidang Kesejahtraan (Kesra) menerima sekitar 12 orang guru dari SMA Negeri 2 Marore, Selasa (11/12/2018).

Para guru dari SMA N 2 Marore saat menyampaikan aspirasi ke Komisi 4, DPRD Sulut.

Kedatangan para guru dari daerah terluar ini, karena sudah hampir dua tahun mereka bolak-balik dari Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Provinsi Sulawesi Utara, untuk menuntut pembayaran tunjangan guru daerah khusus (TDK) tidak pernah mereka dapatkan.

“Kami menuntut hak kami karena itu sudah dituangkan dalam undang-undang. Bayangkan kami datang ke Manado harus menempuh perjalanan jauh dan nanti bisa kembali pada 20 desember karena tidak ada kapal,” ungkap para guru dihadapan anggota komisi 4, Meiva Salindeho Lintang.

Hal kedua yang diungkapkan para guru ini, kesulitan memenuhi jam kerja yaitu 22 jam.” Kami dianjurkan untuk memenuhi jam kerja di sekolah lain. Sementara lokasi sekolah sangat jauh. Bayangkan jika itu kami harus lakukan, kami harus mengajar ke Tahuna, sedangkan jaraknya jauh sekali. Inilah yang menjadi kendala para guru dari Marore,” ungkap Benyamin Sumolang.

Mendengar aspirasi dari para guru-guru ini, Meiva Salindeho pun sangat prihatin dan tegas mengatakan, bahwa apa yang dialami para guru SMA Negeri 2 Marore adalah kelalaian dari pihak Dikda Provinsi.

” Bayangkan sudah 2 tahun mereka bolak-balik Marore-Manado, tapi masalah ini tidak diselesaikan. Coba jika terjadi pada kalian, atau kalian bekerja di Marore. Masalah begini bukan urusan gubernur tapi kalian (dikda, red) yang lalai, padahal itu adalah hak para guru. Saya tekankan disini, Kadis Dikda harus banyak belajar jangan banyak guru yang dikorbankan, “ucap Meiva dengan nada tinggi.

Meiva politisi Golkar dari dapil Nusa Utara menegaskan, bahwa apa yang dialami guru-guru dari Marore DPRD tidak akan tinggal diam. Tapi berupaya untuk menuntaskan masalah ini.

” Awal 2019, agenda pertama dari Komisi IV adalah berjuang bersama atau melakukan konsultasi ke Kemendikti, soal masalah yang dialami para guru-guru SMA dari daerah kepulauan, khususnya dari Marore. Kami minta pihak Dikda menyiapkan dana dari perwakilan guru dari SMA N 2 Marore untuk berjuang bersama ke pusat, jangan bebankan kepada guru, “kata Maiva.

Ikut hadir dalam hearing Sekretaris Komisi 4, Fanny Legoh, pihak Dikda Provinsi dan BKD Provinsi. (mom)