MANADO – Puluhan pedagang kota Manado yang menamakan diri Forum Pedagang Bersatu (FPB), Selasa (17/9/2024) menggelar aksi demo damai di Kantor Wali Kota Manado.
Darwis dan Kahar selaku koordinator aksi secara bergantian melakukan orasi terkait sejumlah penyelelewengan kebijakan dan keuangan dilakukan jajaran PD Pasar yang saat ini sudah berubah nama menjadi Perumda (Perusahaan Umum Daerah).
Sedikitnya ada 11 tuntutan mereka ke Wali Kota Manado Andrei Angouw dan Wawali, Richard Sualang.
Antara lain, retribusi yang dikenakan ke pedagang terlalu besar, termasuk retribusi pedagang bongkar muat. Kemudian keberadaan portal yang dinilai memberatkan pedagang karena berkurangnya pembeli akibat besarnya karcis masuk pasar Bersehati.
“Kami minta portal segera dibongkar. Ini salah satu berkurangnya pembeli,” teriak para pedagang.
Pun status PD Pasar berubah nama menjadi Perumda menurut Darwis, kebijakan yang tabrak aturan. “Harusnya itu ada perda penyertaan modal, ini tidak dibarengi payung hukum sudah berubah jadi Perumda,” tegasnya.
Begitu juga keberadaa. pasar tradisional modern, Indomaret ikut disentil pedagang. “Kebijakan bagaimana diterapkan pemkot? Bersehati pusat pasar tradisional kenapa harus dibangun lagi pasar modern Indomaret dalam kawasan Bersehati,” kesal Darwis.
Para pedagang meminta tinjau kembali keberadaan retribusi, jangan memberatkan pedagang maupun pembeli dengan adanya portal.
“Intinya ada tiga tuntutan kami paling urgent. Jajaran petinggi PD Pasar harus segera diganti. Retribusi dihapus dan segera dibongkar keberadaan portal masuk pasar,” teriak Kahar.
Kahar dan Darwis mengaku akan segera melaporkan ke Polda Sulut sejumlah pelanggaran di PD Pasar, baik itu penyelewengan kebijakan maupun penyelewengan keuangan.
Untuk itu dalam aksi demo damai ini, para pedagang minta kehadiran wali kota Andrei Angouw dan wawali Richard Sualang untuk menjawab langsung aspirasi mereka.
Sayang para pedagang harus menelan pil pahit karena wali kota dan wawali tak kunjung terlihat. Mereka mengaku kecewa karena aspirasi mereka hanya diwakili Asisten II, Ato Bulo.
Meski kecewa Darwis maupun Kahar meminta para pedagang menghargai dan mendegar pernyataan Ato. “Mohon maaf, Pak Wali Kota dan Wawali sedang dinas luar. Dan Saya sudah mendengar serta mencatat lewat Kesbangpol aspirasi teman-teman. Kami segera tindaklanjuti dengan melaporkan ke Wali Kota dan Wakil Wali Kota,” ungkap Ato.
Para pedagang pun memberi deadline kepada wali kota, jika aspirasi mereka tidak segera ditindaklanjuti dalam minggu ini, minggu depan mereka akan datang lagi dengan gelombang aksi demo besar-besaran.
“Kami sudah merasa tertindas, sudah siksa dengan kebijakan-kebijakan dilakukan PD Pasar. Kasihan kami pedagang. Kami minta wali kota segera tindaklanjuti aspirasi ini, jika tidak minggu depan kami akan menggelar demo lebih besar lagi,” pungkas Darwis dan Kahar. [anr]