MANADO – Hal lumrah setiap pergantian kepala daerah, sejumlah pejabat pasti dililit kecemasan, apalagi sedang memegang jabatan, ketakutan kehilangan posisi karena pergantian pejabat. Suasana hati ini pula menyelimuti sejumlah pejabat Pemprov Sulut.
Namun Gubernur Sulut, Mayjend TNI (Purn) Yulius Selvanus dalam sambutannya pada acara syukuran pelantikan dirinya sebagai Gubernur periode 2025-2030 di Graha Gubernuran Bumi Beringin, Selasa (4/3/2025) mengobati perasaan cemas para pejabat Pemprov.
Dia meminta kepada jajarannya untuk tidak takut diganti selagi bekerja dengan baik. Karena pergantian pejabat pasti ada alasannya. “Kalau bekerja baik-baik kan tidak mungkin diganti. Tapi juga kan setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya,” kata Gubernur sedikit bergurau disambut tawa undangan yang hadir, yakni para tokoh penting se Sulut diantaranya, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), bupati/wali kota, anggota DPRD Sulut, kepala dinas, pimpinan organisasi keagamaan, serta para tokoh masyarakat dan agama.
Dia berharap semua pejabat tetap fokus bekerja dengan baik demi kemajuan daerah. Menurutnya, mutasi atau rotasi jabatan adalah hal yang wajar dalam birokrasi. Ia meminta seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Sulut untuk bekerja profesional, berdedikasi, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat.
“Jabatan itu amanah, bukan hak milik. Jangan takut diganti, tetapi takutlah jika kita tidak bekerja dengan baik untuk masyarakat Sulawesi Utara,” ujar jebolan Akademi Militer 1988 ini.
Dalam pemerintahannya, Gubernur Yulius akan mengevaluasi setiap pejabat berdasarkan kinerja dan loyalitas terhadap visi-misi pembangunan Sulut. Pergantian jabatan tidak dilakukan atas dasar kepentingan pribadi, tetapi demi penyegaran organisasi dan peningkatan efektivitas pemerintahan.
“Kami membutuhkan tim yang solid, profesional, dan siap bekerja keras. Saya tidak ingin ada yang hanya duduk nyaman di jabatan tanpa kontribusi nyata. Yang bekerja dengan baik tentu akan dihargai,” tegasnya.
Gubernur juga menekankan pentingnya semangat kebersamaan pasca-Pilkada. Ia mengajak semua pihak, termasuk ASN dan pejabat Pemprov, untuk bersatu membangun Sulawesi Utara dengan semangat “Torang Samua Basudara” agar tidak ada lagi sekat politik dalam pemerintahan.
“Dengan kepemimpinan yang tegas dan berorientasi pada kinerja, saya berkomitmen untuk membawa perubahan positif dalam birokrasi Pemprov Sulut demi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” pungkas suami tercinta Anik Fitri Wandriani. [anr]