MANADO – Setelah melalui proses ritual cukup panjang, Sabtu (24/2/2024) Umat Tridharma Kota Manado menggelar Perayaan Cap Go Meh Imlek 2575. Acara tahunan ini dirayakan lima belas hari setelah Tahun Baru Imlek. Perayaan dengan menampilkan tradisi unik ini diawali dengan berdoa di vihara atau klenteng.
Pemerintah Provinsi Sulut diwakili Wakil Gubernur Steven Kandouw (SK) didampingi Wali Kota Manado Andrei Angouw, Forkopimda Sulut, para pejabat Sipil TNI, seluruh instansi vertikal, pengurus perhimpunan tempat ibadah Tridharma se-Indonesia, Majelis Rohaniwan Tridharma se-Indonesia, Komisariat Wilayah Manado, umat Tridharma ikut hadir menyaksikan perayaan umat Tionghoa di kawasan pecinaan Kota Manado.
Menurut Wagub Kandouw Perayaan Cap Go Meh 2575 merupakan gambaran kehidupan masyarakat, tidak hanya Umat Tridharma, akan tetapi warga Kota Manado dan Sulawesi Utara.
Untuk itu, atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Wagub Kandouw menyampaikan selamat atas digelarnya Perayaan Cap Go Meh Imlek 2575.
“Mari kita sukseskan acara ini, ikuti dengan baik karena perayaan ini menjadi simbol persatuan dan kedamaian dan hidup harmonis masyarakat Sulut,” kata Wagub Kandouw.
Menurutnya, ritual ini harus dijaga dan dilestarikan karena bukan hanya sebagai sebagai ritual keagamaan, tapi juga sebagai pesta budaya.
Pantauan media, belasan Tangsin menaiki usungan masing-masing berasal dari klenteng-klenteng di Manado. Paling muda adalah Tangsin bernama Vincent yang baru pertama kali tampil dan berusia 18 tahun.
Vincent merupakan keturunan ke-6 sebagai Tangsin dari Klenteng Ban Hin Kiong. Dia pun penampil terakhir dari Cap Go Meh 2024 ini dan sempat 4 kali berpindah ke usungan berbeda.
Itu terjadi, tepat di depan panggung utama yang dihadiri Wakil Gubernur Sulut Drs Steven Kandouw, Ketua DPRD Manado Aaltje Dondokambey, Wakil Walikota Manado dr Richard Sualang, Ketua TP PKK Manado Irene G Pinontoan dan Pj Gubernur Papua Barat Bernard Rondonuwu. Termasuk, unsur Forkompinda Manado.
Aksi itu, memberi decak kagum ratusan penonton segala lapisan yang hadir, karena terkejut dia tiba-tiba turun ke belakang menuju arah Klenteng Ban Hin Kiong.
Prosesi ini diawali dengan Tarian Kabasaran kemudian berturut-turut pembawa bendera Merah-Putih disusul sejumlah tarian pula dari Suku Bantik dan lainnya. Disusul usungan perwakilan klenteng dengan di atasnya pria-wanita cilik. [*/ant]