MANADO– Anggota Bawaslu Sulut Steffen Linu selaku koordinator Divisi pencegahan Palmas dan Humas menyatakan, Bawaslu Sulut akhir ini telah mengalami perkembangan sehingga dulunya Bawaslu tertutup namun kini sudah terbuka dengan kritik dan lebih komprehensif.
Diakui Linu wajah Bawaslu sekarang ini sudah dirubah oleh ketua Bawaslu.
“Kalau dulu Bawaslu kaku dan tertutup, namun saat ini kami mencoba kedepan Bawaslu menjadi terbuka. Terbuka dengan kritik dan lebih komprehensif,” ucap Linu.
Dijelaskan Linu terkait Indeks Kerawan Pemilu (IKP), Bawaslu sedang menyusun IKP perwilayah se Sulut.
“Memang agak berbeda dengan IKP pemilu karena saat ini disusun perwilayah. Berbeda indikator misalnya, soal netralitas ASN,”ungkap Linu.
Untuk memaksimalkan kerja-kerja Bawaslu, Steffen Linu menyatakan akan terus tingkatkan peran stakeholder, pegiat Pemilu, akademisi, bahkan jurnalis melalui kerja sama dan MoU.
Steffen Linu juga mengakui dibawah kepemimpinan Ardiles Mewoh, Bawaslu Sulut mengalami perubahan yang lebih baik terlebih dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan partisipatif.
Untuk Indeks Kerawan Pemilu (IKP), Provinsi Sulut diakui Ketua Bawaslu Sulut Ardiles Mewoh memang masuk rangking dua IKP saat pemilu lalu.
“Memang IKP Sulut rangking dua. Tapi berkat mitigasi, potensi-potensi bermasalah langsung kami antisipasi lewat kerja-kerja pengawasan sehingga saat pemilu lalu tidak terjadi gangguan-gangguan keamanan dan ketertiban serta tahapan pemilu berjalan lancar. Saat ini kalau ada masalah, masyarakat proses sesuai aturan hukum, melapor ke bawaslu ataupun aparat. Kalau dulu, sering melakukan demo,”tegas Mewoh, sambil berharap IKP Sulut meningkat menjadi lebih baik atau turun peringkat. (mom)