Manadoline.com, Sangihe- Di awal Bulan Oktober kecenderungan peningkatan penyakit Demam Berdarah terjadi di Kota Tahuna dan sekitarnya. Hal ini terjadi diduga akibat perubahan musim yang mengakibatkan potensi perkembangbiakan nyamuk Anopheles dan nyamuk Aedes aegypti meningkat, khususnya di daerah yang mengalami musim penghujan.
“Berdasarkan laporan dari teman-teman di bidang P2 (Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit) Dinas Kesehatan, mulai terlihat peningkatan kasus DBD di beberapa daerah, terutama Tahuna. Perubahan kondisi lingkungan akibat musim hujan sangat memungkinkan peningkatan kasus ini,” kata Kadis Kesehatan dr Handry Pasandaran.
Sebagai langkah antisipasi, dr. Handry mengimbau masyarakat untuk bekerja sama dengan Puskesmas, pemerintah kecamatan, kelurahan, dan kampung dalam menjaga kebersihan lingkungan melalui Gerakan 3M Plus.
“Gerakan 3M Plus seperti mengubur kaleng bekas, menutup penampungan air, dan menguras bak mandi harus terus dilakukan. Selain itu, gunakan kelambu dan obat anti-nyamuk sebagai langkah pencegahan tambahan,” tambahnya.
Dinkes juga telah menyiapkan jadwal untuk melakukan fogging di beberapa wilayah, termasuk Tahuna.
“Jika ada laporan dari tenaga kesehatan lingkungan tentang peningkatan jumlah nyamuk atau jentik, kami akan segera turun ke lapangan untuk fogging,” jelasnya.
Namun, dr. Handry menegaskan bahwa fogging bukan solusi utama. “Yang paling penting adalah memberantas sarang nyamuk. Jika sarang nyamuk diatasi, kita bisa mencegah nyamuk berkembang biak,” katanya.
Saat ini, tercatat ada 3 hingga 5 kasus baru DBD yang sedang ditangani di Puskesmas dan rumah sakit.
“Kami akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memberikan update setiap minggunya. Sampai saat ini, puji tuhan, belum ada korban jiwa,” pungkas dr Handry.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan terus menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran DBD di wilayah Sangihe.