Bahas KUA PPAS APBD 2022, Ini Yang Disampaikan Wurangian

MANADO-Cindy Wurangian Ketua Komisi II DPRD Sulut adalah anggota Badan Anggaran (Banggar) di DPRD Sulut utusan Fraksi Golkar.

Cindy Wurangian ikut pembahasan lewat virtual

Ketika pembahasan KUA PPAS APBD 2022 antara Banggar dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov Sulut, Senin (18/10/2021), Wurangian terus berharap apa yang ia sampaikan dalam pembahasam sebelumnya dapat diakomodir di RKA masing-masing dinas.

Seperti peternakan khususnya Babi, dimana perlu ada langkah langkah mengantisipasi virus ASF yang sedang merebak.

“Itu bisa dilakukan dalam bentuk program sosialisasi pada masyarakat maupun Perda terkait kesehatan hewan,”kata Wurangian.

Wurangian yang mengikuti pembahasan lewat virtual juga mempertanyakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung yang sudah dinantikan, namun ada konsekuensi biaya.

Selain itu juga politisi golkar dapil Minut Bitung ini, menanyakan terkait hutan kota yang tahun 2017 memakan biaya 500 juta per hutan kota

“Kiranya bisa dianggarkan maintenance agar anggaran 500 juta tidak mubazir.
Saya dengar hutan kota terbengkalai terbentur anggaran. Selanjutnya bibit porang pak sekprov sudah menyambut baik, karena terlihat tidak semua SKPD mengikuti pembahasan banggar bersama TAPD dan rancangan awal anggaran yang diberikan kelihatannya program masih copy paste dengan tahun sebelumnya, ini mengingatkan saja, SKPD bisa menyesuaikan dengan apa yang sedang kita bahas,”ungkap Wurangian.

Selain itu Wurangian menyoroti anggaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan, yang dari Rp13,3 miliar ada selisi hampir Rp100 juta, pada kamis lalu dan dibacakan oleh pak asisten.

“Saya melihat dinas perindustrian terbagi dua, urusan perindustrian dan perdagangan. saat ditambahkan keduanya tetap ada beda. sekitar Rp100 juta. Begitu juga dengan Dinas perpustakaan juga ada selisih Rp105 juta.

Sementara itu Ketua TAPD Edwin Silangen Mengatakan, semua ini akan di tindaklanjuti. “Untuk Virus ASF, flu afrika colera, nanti akan ada sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan akan buat proteksi di Sulut, termasuk Kadis bisa komunikasi dengan daerah-daerah konsumsi ternak Babi ini, misalnya di papua, dan bisa melakukan varian untuk ternak kita, serta untuk kehutanan kita topang dengan APBD dan juga porang ini, begitu juga soft Copy kita harus memperbiasakan lagi kalau ada pembahasan tahun 2022 kita akan pakai soft copy, mudah-mudahan bisa tahun depan kita sudah bisa menggunakan macbook dengan teknologi yang baru,”ujar Silangen.(mom)