Bahas Masalah Sampah, Komisi III DPRD Manado Terima Kunjungan Aktivis Lingkungan Hidup

Aktivis pemerhati lingkungan hidup, saat bertemu dengan Komisi III DPRD Kota Manado. (foto:hcl)

MANADO – Sejumlah aktivis pemerhati lingkungan hidup ibukota Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (31/01/2020) mendatangi gedung DPRD Kota Manado dan bertemu dengan Komisi III untuk menyampaikan aspirasi terkait dengan permasalahan incinerator.

Tujuan baik pemerintah kota (Pemkot) Manado untuk mengurangi volume produksi sampah di daerah ini dengan solusi pembakaran sampah melalui alat incinerator, ternyata dinilai bisa membahayakan kesehatan masyarakat.

“Karena tidak ada jaminan kalau dia (incinerator) akan bertahan di 1000 derajat celcius. Tapi kalau bisa bertahan di 100 derajat ok, itu masih aman,” kata pemerhati lingkungan hidup, Jemmy Makasala.

Menurutnya, hasil pembakaran sampah di incinerator pengoperasiannya turun di 1000 derajat dan itu artinya sampah yang masuk di incinerator harus sampah yang terpilah.

“50 persen sampah organik, 20 persen sampah plastik atau anorgani dan 30 persen sampah residu dan sampah yang masuk incinerator harus sampah terpilah. Di Indonesia di Undang-Undang 18 tahun 2008 ada lima jenis pemilahan sampah dan sampah yang tidak bisa dimanfaatkan itu yang masuk di incinerator seperti pempers dan softex,” jelasnya.

Karena tidak semua sampah masuk ke incinerator, solusinya adalah pembentukan bank-bank sampah yang bisa menangani semua jenis sampah termasuk sampah plasti bisa dimannfaatkan kembali dan memiliki nilai jual termasuk sampah organik.

Hal senada disampaikan pemerhati lingkungan hidup lainnya dari Sekolah Kuala Manado, Denny Taroreh mengatakan apa yang mereka sampaikan kepada pemerintah melalui Komisi III adalah untuk menjamin kesehatan masyarakat.

“Kita tentu tidak mau daerah kita tercemar oleh polusi hasil pembakaran sampah dengan alat incinerator. Ini semata untuk jaminan kesehatan anak cucu kita nanti,” ucap Taroreh.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Manado, Ronny Makawata mengapresiasi kepedulian aktivis pemerhati lingkungan hidup, dan berharap ada tindakan nyata terhadap permasalahan lingkungan hidup di daerah ini.

“Kami berharap kepedulian Ibu dan Bapak pemerhati lingkungan, terus ditindaklanjuti dengan tindakan yang nyata, karena yang kita lakukan adalah untuk memberikan solusi terhadap permasalahan sampah termasuk memberikan jaminan bagi kesehatan warga Manado,” pungkasnya. (hcl)