Bentuk WAPENA Sulut, BNPB Akui Wartawan Merupakan Mitra Strategis

Foto bersama peserta Forkom Wartawan BNPB dengan Inspektur Utama BNPB Bintang Susmanto dan Humas BNPB.

MANADO – Usai pembentukan Wartawan Peduli Bencana (WAPENA) Sulawesi Utara, diakui ada garis koordinasi strategis antara wartawan dengan  BNPB. Hal tersebut diakui Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dan Drs Bintang Susmanto AK MBA selaku Inspektur Utama BNPB dalam kegiatan Forkom Wartawan BNPB yang digelar 11-13 September di Mercure Tateli Beach and Resort.

“Potensi bencana sangat besar di sekeliling kita dan wartawan merupakan mitra yang paling strategis untuk BNPB. Yang mana, media massa memiliki jaringan yang luas dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Sehingga independensi dan edukasi dalam pemberitaan harus dijaga baik oleh rekan-rekan wartawan,” tukas Bintang Susmanto, Inspektur Utama BNPB.

Peserta forkom dalam praktek dapur umur diajar masak sayur kangkung dalam menghadapi bencana.

Sementara, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho selaku menjelaskan peningkatan kapasitas wartawan dalam pengetahuan bencana memerlukan peranan media dalam menyampaikan penanganan bencana kepada masyarakat luas.

“Media adalah pengganda BNPB dan BPBD dalam penanggulangan bencana. Media mampu mempengaruhi keputusan politik, mengubah perilaku dan menyelamatkan masyarakat. Karena secanggih apapun seseorang atau pemerintah dalam menangani bencana, tanpa bantuan publikasi media massa sama saja nihil,” terang Sutopo.

Proses pertolongan pertama dalam praktek lapangan peserta Forkom wartawan BNPB.

Lanjut dikatakan, idealnya media dapat memberitakan bencana pada  berbagai tingkatan. Seperti,  pada masa bencana, media fokus pada korban selamat, kelompok terentan, dan membangkitkan semangat korban. Sedangkan masa pascabencana, media mampu mengawal proses rekonstruksi dan rehabilitasi agar tidak menjadi bencana baru.

Tampak praktek perahu karet dan evakuasi air.

Dalam kegiatan Forkom Wartawan BNPB yang diadakan selama 3 hari (11-13 September) meliputi materi teori dan praktek lapangan. Untuk materi praktek lapangan antara lain pendirian tenda, pendirian dapur umum, water treatment, mobil komunikasi, penggunaan GPS, pertolongan pertama, trauma healing, perahu karet dan evakuasi air. (sten).