Berpihak Kepada Rakyat Terkait Korban Tambang Bakan, OD-SK Siapkan Santunan

MANADO– Kepedulian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK) terhadap korban longsor tambang emas rakyat di Desa Bakan Kabupaten Bolaang Mongondow, salah satunya dalam bentuk santunan.

“Sikap saya dari awal berpihak kepada rakyat. Hasil bumi di Sulut Tuhan berikan buat rakyat Sulut. Memang kita prihatin turut berdukacita karena ada kelalaian pada masyarakat dalam penambangan ini,”jelas Olly saat berada di Kantor Gubernur, Senin (4/3/2019).

Wujud keprihatinan Pemprov kepada korban longsor tambang emas di Bakan, Gubernur Olly menambahkan akan memberikan santunan per korban yang meninggal.

“Makanya beberapa dari tim Pemprov ada disana. Salah satunya tim Basarnas. Ini kan bencana karena kelalaian para penambang. Yang saya minta Basarnas melakukan tindakan penanganan secara tangkap bagi para korban,”tandas Olly.

Diketahui hingga saat ini tercatat sudah 9 penambang emas meninggal dan puluhan orang lainnya masih terjebak dalam lubang tambang yang tertutup reruntuhan longsor akibat patahnya tiang penyangga terowongan, Selasa 26 Februari 2019 lalu.

27 Februari 2019, Olly juga telah menugaskan Kepala BPBD Sulut ke lokasi longsor untuk berkoordinasi dengan BPBD Bolmong dan BPBD Kotamobagu terkait pendampingan dan dukungan terhadap upaya evakuasi, bantuan logistik serta peralatan yang dibutuhkan.

Bantuan awal telah diserahkan BPBD Sulut terdiri dari makanan, senter dan kantong jenasah.

Adapun koordinasi evakuasi korban dengan tim SAR gabungan terus dilakukan hingga saat ini.

Selain itu 1-2 Maret 2019, Olly kembali menugaskan Kepala BPBD Sulut, Kepala Dinas ESDM dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup ke Desa Bakan untuk memantau lokasi longsor dan melaksanakan rapat teknis bersama Kabasarnas Marsdya TNI Bagus Puruhito, Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow dan Walikota Kotamobagu Tatong Bara untuk membahas proses evakuasi bagi korban yang terjebak reruntuhan longsor dengan menggunakan alat berat.

(srikandi)