Dianggap Melakukan Blunder, Ini Penjelasan Jubir Gugus Tugas Sangihe

Jubir Gugus Tugas Sangihe dr Jopi Thungari.

Tahuna- Setelah memulangkan Pasien yang memiliki kontak erat dengan pasien 01, beberapa hari yang lalu. Kini, pasien tersebut dinyatakan terkonfirmasi positif Corona atas hasil swab keempat dari Balai Laboratorium Manado.

Masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe kini mempertanyakan kinerja Tim Gugus Tugas Sangihe. Karena dinilai blunder dan terkesan tidak serius, dalam penanganan pasien yang memiliki kontak erat dengan pasien positif covid-19.

Banyak pertanyaan muncul, kenapa pasien 02 (pria 30 Tahun asal Kecamatan Tahuna Timur) bisa dipulangkan kerumah sebelum tau hasil dari swab keempat. Dan keterangan Tim Gugus Tugas pun selalu berubah-ubah, terhadap kedua orang yang dinyatakan positif Corona.

Terpantau media ini, pihak keluarga menyampaikan keluhan-keluhannya kepada kepada Tim Gugus saat hendak menjemput pasien. Karena keluarga selama ini merasa mengikuti semua protab yang dilakukan oleh Tim Gugus Tugas, dan tak memaksa pasien dipulangkan.

Hal ini dibenarkan Jubir Gugus Tugas kepada sejumlah media bahwa saat hendak membawa pasien, keluarga menyampaikan kekecewaan kepada tim gugus.

“Kami memang mengadakan pembicaraan dengan keluarga, untuk membawa pasien 02 ke rumah sakit, memang keluarga ada menyampaikan kekecewaan dan telah kami jelaskan. Juga keluarga meminta untuk penanganan selanjutnya untuk intensitas dalam komunikasi,” ungkapnya

Dicecar pertanyaan oleh wartawan terkait kenapa pasien itu sudah dikeluarkan, sementara masih ada hasil swab keempat yang belum diketahui. Jubir Gugus Tugas Sangihe dr Jopi Thungari menyatakan karena hasil swab sebelumnya tiga kali negatif.

“Kita jelaskan dulu kenapa sampai dikeluarkan, karena hasil swabnya tiga kali negatif. Sehingga Tim medis RS Liun Kendaghe mengambil kesimpulan bahwa yang bersangkutan tidak terinfeksi, sehingga bisa dipulangkan.

Nah setelah adanya hasil swab keempat yang positif, maka ada kontak erat yang akan dilakukan pemeriksaan. Dan kami berharap keluarga atau ada yang kontak erat dengan pasien itu, bersedia untuk dilakukan pemeriksaan. Bukan hanya pemeriksaan Ravid Test juga akan dilakukan pemeriksaan swab,” harapnya.

Dan terkait pemulangan beberapa hari lalu terhadap pasien covid-19, dan selanjutnya dibawa kembali karena dinyatakan positif. Menjadikan Tim Gugus Tugas diduga blunder atau kecolongan, Jubir menjawab mereka tetap berpatokan pada hasil swab yang tiga kali berturut-turut itu negatif.

“Tim medis yang menangani itu berpatokan pada hasil laboratorium dan protab yang ada. Protab yang ada mengatakan minimal dua kali dia negatif, dinyatakan itu sembuh atau tidak terpapar virus,” ujarnya.

Ditanyakan apa sebenarnya acuan dari tim gugus, dari hasil protab dia negatif tapi dari hasil swab dia positif. Bagaimana sebenarnya acuan dari tim gugus, dalam penanganan pasien covid.

“Sebenarnya pada hasil swab ketiga dan hasil protab seimbang, dinyatakan pasien ini negatif. Sehingga tim medis berkesimpulan seperti itu. Mereka dirawat di kamar yang terpisah, masing-masing mereka dikamar sendiri-sendiri. Apakah pada saat isolasi itu mereka ada melakukan kontak, itu yang belum kami ketahui,” bebernya.

Disentil atas dugaan blunder dalam penanganan pasien tersebut, apakah tim akan menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga maupun masyarakat Sangihe, dirinya menyampaikan akan melakukan rapat dahulu untuk membahas hal itu.

“Baik, kami akan melakukan rapat untuk menentukan hasil ini, lalu akan mengeluarkan satu pernyataan lagi dari hasil ini dengan tim medis,” tegasnya.

Dari hal ini juga dilihat koordinasi tim medis dengan Tim Gugus Tugas tidak jalan, karena sempat hasil swab tercecer, dan dugaan blunder atas penanganan pasien kontak erat. Sehingga ada tanggapan masyarakat yang menganggap kerja tim amburadul, dan juga berimbas kepada pemberitaan di media, yang bisa dianggap hoax oleh masyarakat.

“Minta maaf saya tidak bisa memberikan opini, saya hanya berlaku sebagai juru bicara, bukan tim penilai, jadi saya hanya menyampaikan fakta dan data yang ada,” katanya.

Terlebih data dari pasien 02 yang salah umur dan riwayat perjalanan, juga menegaskan bahwa koordinasi tim gugus Sangihe dan provinsi tidak berjalan dengan baik.

“Kami sudah melakukan klarifikasi ke provinsi mengenai data itu, kami juga tidak tau bagaimana mereka bisa dapat data seperti itu. Kalau kita sendiri selaku Jubir tidak pernah menyampaikan hal itu, bahwa pasien 01 dan 02 berasal dari cluster Gowa. Dan terkait data pasien 01 dan 02 yang salah di provinsi kami akan koordinasi lagi,” pungkasnya. (Zul)