Diduga Ada Terima Uang, Kinerja Timsel Bawaslu Sulut Ikut Dikecam Tokoh Agama dan Adat

Sejumlah peserta rekrutmen Bawaslu Sulut saat mengikuti ujian CAT

MANADO – Kinerja dari Tim Seleksi (Timsel) calon Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sulut terus dikecam berbagai kalangan.

Kali ini datang dari sejumlah Tokoh Agama dan Tokoh Adat dari tiga Kabupaten Kepulauan yang ada di Provinsi Sulut.

Mereka menyorot kinerja Timsel Bawaslu yang meloloskan para calon yang integritasnya diragukan.

“Kami menduga ada aliran dana dari peserta kepada Timsel sebagai operasional,” terang salah satu Tokoh Adat asal Kabupaten Nusa Utara, Drs Alpert Mh Togelang Untung, Msi.

Alpert mengetahui dugaan itu setelah adanya pengakuan salah seorang calon peserta berinisial RI yang dimintai uang oleh Timsel.

Tapi lanjut Alpert, calon yang bersangkutan tidak memberikan uang, maka dia tidak diloloskan Timsel ke tahapan selanjutnya.

Sehingga Alpert menduga, para kandidat calon yang lolos hingga enam besar, dicurigainya telah dimintai uang operasional oleh oknum Timsel.

“Tidak menutup kemungkinan, dari apa yang dialami oleh peserta berinisial RI ini, juga dialami oleh peserta yang lolos hingga enam besar. Sebab dengan alasan untuk operasional Timsel, pasti Timsel akan meloloskan calon yang memberikan uang,” paparnya lagi.

Sementara seorang tokoh Agama Kristen, Arnold Ch. B. Salauda, S.Th, mengaku sangat kecewa dengan keputusan dari Timsel yang meloloskan peserta yang bermasalah.

Ada peserta yang tidak masuk 20 besar saat ujian tes CAT, namun Timsel meloloskan hingga enam besar.

“Ini patut dipertanyakan. Mengapa mereka yang tak lolos 20 besar di ujian tes CAT tapi diloloskan hingga enam besar? Ini ada apa? Tanya Arnold.

Selain tidak masuk 20 besar di ujian CAT, ada beberapa oknum calon peserta yang lolos enam bermasalah ketika masih bertugas sebagai Panwaslu di tingkat Kabupaten/Kota karena mengambil dana Panwas untuk kepentingan pribadi.

Bahkan ada oknum calon yang sangat bermasalah dari sisi moralitas, namun diloloskan oleh Timsel.

“Wah ini yang harus dipertanyakan. Kok calon yang bermasalah bisa diloloskan? Dimana intyegritasnya ketika menjadi seorang anggota Bawaslu. Tapi yang paling parah disini saya nilai ada Timsel, kredibilitas mereka harus dipertanyakan,” terangnya. (anre/*)