Diduga Perwako Hak-Hak Dewan Tak Sesuai Keinginan, NasDem ‘Dilengserkan’ dalam AKD DPRD Manado

Ketua Fraksi NasDem, Frederik Tangkau

MANADO – Pasca insiden banting meja Ketua Fraksi NasDem, Frederik Tangkau dalam paripurna penetapan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPRD Manado, Selasa (8/10/2019) malam yang sempat viral di medsos, banyak nitizen menilai akibat tidak terakomodirnya Fraksi NasDem dalam AKD tersebut.

Tangkau pun menceritakan kondisi sebenarnya yang terjadi saat proses lobi-lobi jelang penetapan AKD. “Awalnya semua sepakat. Semua mengutamakan azas musyawarah dan mufakat seperti pesan Pak Gubernur Olly Dondokambey agar tercipta kebersamaan dalam lembaga DPRD Manado,” kata Tangkau.

Disepakati bersama NasDem ketika itu diberikan jatah ketua Komisi II karena punya satu kursi wakil pimpinan dewan dan telah disetujui Ketua DPRD, Aaljte Dondokambey. Namun belakangan suasana lobi-lobi AKD memanas. “Itu setelah kami pulang dari Bimtek di Jakarta, bersamaan berlangsungnya Sulut Expo. Saya sempat bertanya lagi ke ibu ketua. Ibu ketua sudah lain, bingung menjawab konstalasi belakangan terjadi. Sudah tidak seperti awal,” jelas Tangkau.

Setelah diselidiki belakangan ketahuan, konstalasi berubah akibat sebagian anggota dewan mendapat informasi soal Perwako sudah ditandatangani Wali Kota Manado, GS Vicky Lumentut yang notabene ketua Partai NasDem Manado. Disinyalir, ada beberapa item dalam Perwako yang mengatur hak-hak anggota dewan tidak sesuai keinginan sejumlah politisi penghuni gedung cengkih Tikala.

“Kami menduga kuat soal ini setelah mereka tahu Pak Wali Kota sudah tandatangan dan ada beberapa item dalam Perwako tak sesuai kemauan sebagian anggota dewan. Mungkin soal gaji atau apalah,” ujar Tangkau. Sejak itulah beberapa kali pertemuan membahas AKD NasDem tidak dilibatkan. Lobi-lobi yang awalnya mengedepankan kebersamaan dan azas musyawarah dan mufakat dalam pembagian porsi AKD berubah.

Kecurigaan terkait Perwako memuncak, menurut Tangkau, diundangnya Sekretaris Inspektorat, Adi Zainal Abidin dalam sebuah pertemuan. “Saya sudah curiga saat itu. Ini karena masalah Perwako. Dan saya mendapat informasi, keinginan sebagian dewan tetap tidak terakomodir karena akan jadi temuan BPK,” beber Tangkau.

Buntutnya saat paripurna AKD. Sebuah grand scenario politik yang dimainkan membuat NasDem keok. Tak satupun anggota fraksinya duduk dalam AKD. “Tapi biarlah. Ini sudah terjadi dan jadi pengalaman kami. Saya akui, salut setingan fraksi PDIP. Dan kami menghargai itu asalkan AKD yang sudah ditetapkan, kedepan benar-benar membawa aspirasi masyarakat Kota Manado,” tutup Tangkau. (ant)