Ditebas Parang, Yerles Adilis Meregang Nyawa

(Fredik korban pembunuhan yang menghebohkan kampung Upel, Kabupaten Kepulauan Sangihe)
(Fredik korban pembunuhan yang menghebohkan kampung Upel, Kabupaten Kepulauan Sangihe)

SANGIHE – Sebuah peristiwa sangat sadis membuat gempar warga di negeri Tampungang Lawo, Sangihe. Yerles Fredik Adilis (42), warga Kampung Ulumpeliang (Upel) Kecamatan Tamako, dilaporkan meregang nyawa, setelah ditebas parang yang diduga pelakunya adalah AP alias Adeniur (39), juga warga setempat. Peristiwa menghebohkan itu, terjadi Minggu (22/07/2018), sekira pukul 05.30 Wita, saat korban bersama isterinya, Hilda Olesa (42), hendak pulang ke rumah setelah menginap di rumah keluarga mereka di Kampung Upel.

Dari penuturan isteri korban, ia yang berjalan lebih dahulu, mengaku kaget saat menoleh ke belakang, pelaku menyerang suaminya dengan sebilah parang tajam, dan mengena di bagian bahu kiri tangan hingga nyaris putus. “Saat saya menoleh ke belakang, pelaku dengan sebilah parang langsung menyerang suami saya secara membabi buta. Saya berteriak minta tolong tapi tidak ada warga yang mendengarnya. Pelaku langsung menghilang, sementara kondisi suami saya sudah tidak bergerak lagi,” ujar sang isteri.

Pelaku dikabarkan langsung menyerahkan diri kepada aparat kepolisian. Di hadapan petugas, pelaku menuturkan, ia nekat menghabisi korban karena sakit hati, terhadap korban, dimana pada pertengahan Juni lalu, korban meminjam mesin potong kayu (cainsaw) miliknya. Namun saat ia hendak memintanya, korban justeru mengatakan jika mesin potong kayu telah rusak. Ironisnya, saat diminta untuk memperbaikinya, korban malah marah-marah dan mengajak pelaku untuk berduel. Pelaku juga menuturkan, mesin potong kayu yang dikembalikan ke rumah pelaku sudah dalam kondisi rusak, dan saat itu ia bersama isterinya tidak berada di rumah. “Pada akhir Juni lalu, korban dengan membawa pisau besi putih, namun saya mengabaikannya, tetapi ia (korban) justeru menendang pintu rumah, saya pun lari melalui pintu belakang rumah, untuk menghindarinya,” ujar pelaku kepada petugas Polsek Tamako.

Menurut Kepala Lindongan setempat, ia telah berupaya mempertemukan kedua yakni pelaku dan korban, namun korban terkesan enggan berdamai. “Makanya saya berjaga-jaga dengan menyelipkan sebilah parang di pinggang. Pagi itu saya hendak buang air besar berpapasan dengan korban. Saat berhadapan, saya melihat gerakan tangan korban yang hendak mengambil sesuatu dari pinggangnya, namun saya lebih dahulu menebas korban hingga terjatuh,” tuturnya lagi.

Kapolres Kepulauang Sangihe, AKBP Sudung Ferdinand Napitu SIk melalui Kapolsek Tamako, Iptu Nicodemus Pangulili membenarkan adanya peristiwa pembunuhan tersebut. “Pelakunya telah menyerahkan diri, diantar oleh isterinya setelah peristiwa itu terjadi. Saat ini, pelaku sudah ditahan untuk menjalani proses hukum,” ujar Pangulili.

Korban yang dilarikan ke Puskesmas Siloam Tamako, sudah dalam keadaan tidak bernyawa, dengan mengalami luka sobek di kepala bagian atas, leher, pundak sebelah kiri yang mengakibatkan tulang putus, punggung kiri, pinggul kanan, lengan bagian kanan dan jempol tangan kanan putus. Jenasah korban langsung di bawa ke kampung halamannya halamannya di Kecamatan Pintareng untuk dimakamkan oleh keluarganya.(nal)