Inggried Sondakh Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di Desa Kalasey Satu

MINAHASA-Anggota DPRD Sulut dapil Minahasa-Tomohon Inggried Sondakh, Jumat (18/2/2022) melaksanakan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (SOSBANG) di Desa Kalasey I Jaga II Kecamatan Mandolang.

Inggried Sondakh saat melaksanakan sosialisasi wawasan kebangsaan.

Sosialisasi kebangsaan yang dilaksanakan Inggried Sondakh dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Sosialisasi wawasan kebangsaan ini, Politisi Golkar Inggried Sondakh didampangi Hukum Tua Desa Kalasey I Lelly Tonggari sebagai moderator.

Kepada tokoh-tokoh masyarakat yang hadir Sondakh menyatakan, bahwa sosialisasi wawasan kebangsaan (SOSBANG) dan Sosialisasi Perda (SOSPER) sangat penting untuk terus disampai-sampaikan.

“Kenyataannya banyak masyarakat yang tidak tahu, jika Pemprov dan DPRD Sulut telah mengeluarkan Perda. Judulnya saja tidak tahu apalagi isi dari Perda tersebut,”ungkap Anggota Komisi II DPRD Sulut ini.

masyarakat yang hadir.

Lanjut Sondakh, sosialisasi kebangsaan ini telah sering dilaksanakan oleh anggota DPR RI dan DPD RI, DPRD Sulut baru melaksanakan sekarang karena anggarannya baru tertata.

“Mengapa saya memilih tokoh-tokoh masyarakat untuk mengikuti sosbang ini. Karena tokoh masyarakat mempunyai kepedulian serta ditokohkan,”ucap Sondakh.

Sondakh menyatakan, mengapa sosialisasi kebangsaan ini sangat penting. Karena kondisi akhir-akhir ini secara global di Negara Repoblik Indonesia masih banyak sekali ancaman, seperti radikalisme, terorisme serta ancaman lewat dunia maya (medsos).

“Sekarang ini orang mengunakan media sosial tanpa batas, sehingga penting untuk diingatkan kembali terkait wawasan kebangsaan,” tegas Inggried Sondakh.

Pada kesempatan itu, Anggota Fraksi Golkar ini mengakui bahwa wawasan kebangsaan bukan hanya bicara ke-Indonesiaan yakni satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air. “Kalau berbicara soal wawasan berarti disatukan dalam sejarah yang sama,”papar Sondakh.

Dalam sosialisasi kebangsaan ini, Sondakh juga menyentil soal pendiri negara yaitu Presiden Pertama Indonesia, ir. Soekarno pernah mengingatkan “Jasmerah”.

“Jangan sekali-sekali melupakan sejarah, karena ternyata sejarah ini yang menumbuhkan perasaan bersama (sense of belonging),” tuturnya.

Inggried Sondakh menjelaskan bahwa dalam Peraturan Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2021 tentang Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan disebutkan upaya untuk meningkatkan pemahaman wawasan kebangsaan paling sedikit bisa memahami apa yang di maksud dengan Empat Pilar.

“ Kita semua sudah tahu empat pilar yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,”tambahnya.Sambil berharap apa yang ia sampaikan terkait sosbang dapat terus disampaikan kepada masyarakat dan NKRI harga mati. (mom)