Ini Tanggapan Tim Pemenangan, Tekait Penertiban APK dan Atribut Partai di Jalan Boulevard Tahuna

Manadoline.com, Tahuna- Penertiban APK dan panji partai yang dilakukan pihak Bawaslu dan Satpol PP Jumat (9/10/2020) di sepanjang Jalan Pantai Boulevard Tidore-Apesembeka.
Walaupun berjalan lancar, namun terpantau media ini sempat terjadi sedikit ketegangan antara salah satu tim parpol atau tim pemenangan dengan anggota Satpol PP, saat penertiban APK dan panji partai di Jalan Boulevard Tidore. 


Ketegangan itu disinyalir adanya ketidaknyamanan dari salah satu tim pemenangan atau tim parpol, atas perilaku dari oknum Satpol PP saat menertibkan panji partai. Diduga oknum tersebut bertindak tidak sopan atau dianggap melecehkan panji partai tersebut. 


Salah satu tim sukses Calon No 01 Nader Baradja saat dikonfirmasi setelah kejadian tersebut mengungkapkan jika mereka mendukung Bawaslu dan Satpol PP dalam penegakan aturan. Namun dia menilai perlunya ada pembekalan kepada anggota Satpol PP saat turun di lapangan. 


“Pertama saya selaku tim sukses, melihat apa yang dilakukan Bawaslu dengan Satpol PP, pada prinsipnya kami ini mendukung dalam penegakan aturan. Tetapi kami sangat sayangkan, aparat Satpol PP ini perlu dibekali, perlu diberikan semacam pembekalan bahwa ketika berhadapan dengan rakyat itu harus ada tata krama dan sopan santun. 


Dan juga harus memberikan pendidikan kepada masyarakat apa yang dilakukan masyarakat itu salah. Tetapi dengan arogansi mereka menertibkan APK seakan-akan kelihatannya kan APK itu seperti musuh, padahal ini kan cuma sebuah penertiban. Kemudian memberikan arahan dan pengertian karena masyarakat ini tidak faham apa yang dilanggar. Sehingga mereka bertanya-tanya, kenapa harus diturunkan atribut panji-panji partai ini,” katanya.


Dirinya pun menyayangkan sikap arogansi dari oknum Satpol PP yang turun dalam penertiban berlaku seperti preman, ketika turun dalam penertiban APK dan panji partai. 


“Sangat disayangkan sikap arogansi Satpol PP. Memang diharapkan kedepan mereka itu perlu diberikan pembekalan, training, bahwa apabila turun lagi ke masyarakat harus ramah, polisi saja ketika menindak atas nama undang-undang negara saja ramah kepada masyarakat. Tetapi mereka Satpol PP ini turun tak ubahnya seperti preman,” ungkapnya. 


Secara terpisah dihubungi melalui via telepon, salah satu dari Tim Pemenangan Cagub-Cawagub dari Nomor 03 Gunfanus Takalawangeng, menyampaikan bahwa prinsipnya jika sesuai aturan, maka tim mendukung kebijakan dari Bawaslu dan Satpol PP. 

Kakan Satpol PP Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe Porkius Parera


“Jadi kami dalam Tim Pemenangan Olly-Steven terkait adanya penertiban APK dan atribut partai dalam rangka kampanye pilkada Sulut ini dari pihak Bawaslu Sangihe, dimana kami tidak keberatan akan penertiban itu. Sebab sebelumnya sudah ada himbauan dari pihak Bawaslu kepada partai pengusung, maupun tim kampanye untuk segera menertibkan sendiri atribut partai yang di pasang di lokasi atau di fasilitas umum ataupun di fasilitas pemerintah yang ada. 


Sebagai tim kampanye nomor urut 03, kami menghimbau juga kepada para simpatisan dan kader partai untuk taat aturan dalam pemasangan-pemasangan atribut APK yang ada. Sebab paslon no urut 03 berharap Pilkada ini berjalan baik tanpa mengabaikan aturan-aturan yang ada, sehingga Pilkada berjalan lancar dan aman,” katanya. 


Ditanyakan tentang panji partai pendukung paslon no 03, yang terlebih dulu dipasang di sepanjang talud Jalan Boulevard, setau dirinya pemasangan itu dilakukan sebelum ada tahapan kampanye. 


“Kalau masalah itu sebaiknya ditanyakan ke partai tersebut, tapi setau kita atribut itu, dipasang duluan karena belum ada tahapan kampanye, jadi siapa saja bisa memasang atribut sebelum ada tahapan kampanye oleh pihak KPU,” ujarnya. 


Kembali disinggung terkait adanya keluhan dari tim pemenangan lain, akan sikap arogansi dari oknum Satpol PP saat penertiban APK, Sekretaris DPC Gerindra Sangihe itu menilai jika hal itu dianggap sesuatu yang manusiawi. 


“Kalau sesuai regulasinya pihak Bawaslu yang memerintahkan tim Satpol PP, untuk melakukan penertiban sesuai aturan dan undang-undang. Ya kita selalu tim pendukung paslon Pilkada, ya mengikutilah himbauan dan aturan yang ada. Sehingga Pilkada ini bisa berjalan aman dan damai tanpa pilih kasih, tebang pilih kepada partai politik. Walaupun parpol tersebut merupakan partai penguasa di Kabupaten Kepulauan Sangihe. 


Jadilah teladan, jadilah contoh yang baik kepada partai politik yang lain. Dan jadilah contoh yang baik bagi masyarakat dan pendukung, supaya ini tidak ada efeknya kedepan setelah Pilkada selesai. Kalau terkait mereka seperti preman yang salah siapa? Kan sudah ada himbauan dari Bawaslu. Menertibkan atribut partai atau alat peraga yang terpasang di fasilitas umum. Ya namanya sudah dihimbau tidak melaksanakan, ya wajar kalau mereka sedikit emosi atau tidak sopan. Dan sikap itu kita anggap wajar-wajar saja dan manusiawi,” jelasnya. 


Kakan Satpol PP Sangihe Porkius Parera dikonfirmasi terkait perlunya ada pembekalan terhadap anggota Satpol PP menegaskan bahwa sebelum turun ke lapangan pada saat apel bersama Bawaslu, anggota Satpol PP telah diberikan pembekalan akan penertiban APK dan panji partai.


“Kemarin itu dia sempat telepon ke saya, baku ambek dengan anggota Satpol PP, jadi saya jelaskan kepada dia sebelum turun kan kita ada apel bersama Bawaslu. Dan disitu intinya disampaikan kepada anggota Satpol PP, bahwa Satpol PP hanya membackup dan Bawaslu yang punya hajatan ini. Terus didalam pelaksanaan tugas harus persuasif, koordinatif dan humanis,” katanya.


Disampaikan juga olehnya, hal tersebut tidak akan terjadi, jika masing-masing parpol mendengarkan himbauan dari Bawaslu. Untuk menertibkan sendiri atribut maupun alat peraga yang ada di fasilitas umum. 


“Nah dengan kejadian yang ada, kita bilang jangan anda menyalahkan kelembagaan. Sebab secara kelembagaan kita sudah sampaikan, jadi hal-hal yang terjadi di lapangan itu adalah perorangan, bukan karena pesan kelembagaan. Terus kita bilang ya dimaklumi, karena anda punya ciri khas juga seperti itu. Jangan selalu menganggap apa yang dia perbuat itu betul. 


Kita bilang juga ke dia, pilkada ini pertandingan untuk merebutkan suara terbanyak atau atribut terbanyak? Sebelumnya juga kita bilang ke tim pemenangan, lebih baik diangkat jo. Lebih baik partai yang angkat, dari pada kami. Sebenarnya juga kalau mereka mau menertibkan sendiri, hal itu tidak terjadi. Mungkin juga kejadian itu kemarin terjadi karena ada perkataan dari beliau yang menyinggung hati, jadi oknum anggota emosi. Ini kan mungkin anggota sudah bajalan, mungkin juga sudah capek, jadi menurut saya ini masih manusiawi,” pungkasnya.