Jangan Sampai Corona Ini Mematikan Rasa Kemanusiaan Kita, Jauhi Virusnya Bukan Orangnya

Candra Hapantenda, salah satu pemuda asal Kelurahan Tidore Kecamatan Tahuna Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Tahuna- Isu konflik sosial yang saat ini kencang berhembus ke permukaan, akibat Pandemi Covid-19, khususnya di Kabupaten Kepulauan Sangihe, mengundang banyak unsur pemuda dan pihak terkait, untuk menyikapinya secara arif dan bijaksana. 

Isu-isu seperti mengucilkan keluarga atau warga yang berada di lingkungan seorang pasien positif Corona, perlu disikapi secara bijak. Agar tidak berimbas kepada setiap sendi kehidupan masyarakat yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe.  

Juga dapat mengedukasi masyarakat agar tidak menjauhi atau menyangkut-pautkan, hasil jualan atau produk dari lingkungan pasien positif tersebut, untuk dijadikan alasan tidak membelinya. Seolah-olah yang dijual itu juga dituduh dapat menularkan virus. 

Hal ini disikapi Candra Hapantenda yang merupakan salah satu perwakilan pemuda di Kelurahan Tidore. Dirinya merasa prihatin akan kondisi yang ada saat ini. 

“Sebagai bagian dari masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan warga Kelurahan Tidore, tentunya saya merasa bersedih dan prihatin tentang kondisi saat ini. Seharusnya kita dapat menghadapi masalah Pandemi Covid-19 dengan bersama-sama, saling menguatkan satu dengan yang lainnya,” katanya. 

Bersama-sama dimaksudnya adalah lebih bijak menyikapi hal itu, dengan meningkatkan rasa kemanusiaan. Dan jangan sampai merusaknya dengan ketakutan yang terlalu berlebihan. 

“Besar harapan saya bahwa masyarakat kita lebih bijak menyikapi fenomena terkait covid 19 yang terjadi sekarang ini.Covid 19 adalah penyakit virus yang menyerang fisik kita. Maka jangan biarkan dia menyerang rasa kemanusiaan kita, jangan biarkan dia menyerang rasio atau akal kita. Melumpuhkan simpul simpul logika, dan menjebak kita secara perlahan lahan tanpa kita sadari ke dalam perilaku sosial yang kurang bagus,” tegasnya. 

Dirinya pun merasa bahwa Pandemi Covid-19 dan dampak yang dibawanya, merupakan tanggungjawab bersama dalam mengantisipasinya agar tidak tertular dan menulari orang lain. 

“Saya kira ini tanggungjawab kita bersama sebagai umat manusia, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait hal-hal, seperti bagaimana melakukan upaya-upaya pencegahan virus itu, agar tidak tertular dan menulari orang lain. Dengan mentaati anjuran yang telah disampaikan oleh pemerintah,” ungkapnya.

Dan tak perlu merespon terlalu berlebihan akan hal tersebut. Sehingga menjadikan masyarakat Sangihe jadi terpecah-belah.

“Saya berharap agar masyarakat tidak berlebihan merespon atau menyikapi hal itu, yang mengakibatkan kita jadi terpecah-belah. Yang membuat matinya rasa kemanusiaan kita, apalagi kita terikat sebagai rumpun keluarga besar masyarakat kabupaten kepulauan sangihe. Cukup hindari virusnya, bukan orangnya,” bebernya. 

“Mari berikan dukungan moral, topangan doa untuk saudara saudara kita sedang dirawat. Baik yang di rawat sebagai pasien dan yang dalam proses karantina. Dan juga berikan support kepada keluarga mereka, dan bukan malah mengucilkannya,” pungkasnya. (Zul)