Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa UGM di Sangihe

Mahasiswa bersama Dosen UGM dan Sekda Sangihe.

Manadoline.com, Tahuna- 28 Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Petta Barat, Petta Selatan dan Petta Timur Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe. 


KKN yang dimulai sejak Bulan Juli hingga Agustus, memfokuskan pada Kelembagaan Masyarakat Dalam Pengembangan Potensi Pariwisata Management Perikanan Berbasis Mitigasi Kebencanaan. 


Tidak hanya di Tahun 2022 ini saja Mahasiswa UGM melakukan KKN di Kabupaten Kepulauan Sangihe, namun sudah dilaksanakan sejak Tahun 2013. Dengan wilayah penelitian di hampir  seluruh Kecamatan yang ada. 


Ir. Leni Sophia Heliani, S.T., M.Sc., D.Sc selaku Dosen Pembimbing KKN menyampaikan ada 4 bidang yang diikuti Mahasiswa UGM. Meliputi Bidang Saint dan Teknologi, Bidang Agronomi, Bidang Sosio Humaniora, dan Bidang Kesehatan. 


“Untuk Saintech itu terdiri dari Mahasiswa-mahasiswa Fakultas Teknik, Mipa, dan Biologi yang fokus kegiatannya memetakan potensi dan resiko kebencanaan. Kemudian mengembangkan rancangan-rancangan untuk infrastruktur, terkait Mitigasi Bencana. Contohnya seperti merancang pintu air dan drainase yang ada di Petta Barat. Sehingga jika ada banjir Rob itu tidak masuk,” katanya. 


“Merancang jembatan di Petta Barat dan Petta Selatan. Serta mengingat keterbatasan akan air bersih, dibangun bak penampungan atau instalasi air hujan. Bidang Agro fokus melakukan pendampingan pada pertanian, terutama optimalisasi tanah pekarangan dan potensi pengembangan tanaman perkebunan. Serta pengolahan kelapa menjadi CPO ke ibu-ibu PKK, mengembangkan minyak cengkeh, bakso ikan, dan abon dengan menjualnya secara offline maupun online,” sambungnya. 


Sedangkan untuk Bidang Kesehatan melakukan pendampingan masyarakat pembudayaan pola hidup sehat, serta menggali sumber tanaman pengobatan. 


“Sementara Bidang Sosio Humaniora fokus mengembangkan kelembagaan dari mitigasi dan adaptasi kebencanaan yang ada di masyarakat. Jadi sudah dibentuk Satgas Kebencanaan yang diantaranya dilakukan pelatihan-pelatihan oleh Mahasiswa, seperti mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim menuju Desa Proklim,” jelasnya. 


“Nah seperti yang kita ketahui Kabupaten Kepulauan Sangihe itu sebagai pulau kecil merupakan wilayah paling terdampak akibat perubahan iklim ini yang disebabkan pemanasan global. Yang berdampak naiknya permukaan air laut, terutama berdampak pada pulau-pulau kecil di sekitaran pulau Sangihe,” tegasnya. 


Sekda Kabupaten Kepulauan Sangihe Melancthon Harry Wolf mengaku senang atas KKN yang dilakukan Mahasiswa UGM, setelah melakukan persentase di ruang Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe. 


“Mereka mempresentasikan apa yang telah dilakukan di tiga kampung di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Ada 4 claster diintervensi terkait pemodelan, pendampingan, dan menyampaikan informasi-informasi terkait dengan pola kehidupan. Sehingga apa yang dilakukan adek-adek KKN bisa merubah pola kehidupan dan pola penatausahaan di tiap-tiap kampung,” urainya. 


“Memang selama ini kita melakukan MoU dengan UGM, dan ini tahun ke-9 di Sangihe. Biasanya daerah lain itu hanya 3 tahun batasnya, setelah itu sudah selesai. Tapi kita sudah tiga kali tiga tahun, dan kedepan bisa menjadi lokasi KKN. Karena berdasarkan informasi dari Ibu Leni dan Pak Bondan, Sangihe dianggap sebagai Labolatorium yang sangat lengkap bagi pelaksanaan KKN,” pungkasnya.