Pacu Indonesia Negara Ekonomi Digital Terbesar di ASEAN, Kemenperin : Tahun 2020 Targetkan 1.000 Technopreneur

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

JAKARTA – Kabar baik untuk warga Indonesia, dalam beberapa tahun mendatang, Indonesia diprediksi akan menjadi negara ekonomi digital terbesar di kawasan ASEAN. Yang mana, pada 2020 mendatang Pemerintah menargetkan 1.000 technopreneur, dengan valuasi bisnis mencapai US$ 100 miliar, dan total nilai e-commerce sebesar US$ 130 miliar.

“Pemanfaatan teknologi digital dapat mendorong industri nasional lebih kreatif dan berdaya saing di kancah global dengan menghasilkan produk yang berkualitas, aman dan sesuai standar. Apalagi, dalam era industri yang fokus menerapkan penggunaan internet sebagai penopang utama pada proses produksi. Sebab itu, pada 2020 akan ditargetkan Indonesia memiliki 1.000 technopreneur, dengan valuasi bisnis mencapai US$ 100 miliar, dan total nilai e-commerce sebesar US$ 130 miliar,” terang Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Senin (18/9) di Jakarta.

Lanjut dikatakan, dalam persaingan global teknologi, pertumbuhan e-commerce juga bergantung pada penetrasi e-payment dan infrastruktur. Seperti, platform pembayaran yang terkait dengan retailer seperti Alipay, Gopay, dan Paypal mendorong adopsi penggunaan pembayaran digital.

“Sebab itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tidak hanya mengajak kepada pelaku usaha skala besar, tetapi juga industri kecil dan menengah (IKM) agar menangkap peluang dalam pengembangan digital seperti kemajuan tenologi artificial intelligent, robotic, dan 3D printing. Dan industry manufaktur besar yang siap memasuki era industry 4.0, di antaranya industri semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman,” tukas Hartato.

Tambahnya, saat ini Kemenperin sedang mendorong lingkungan usaha digital untuk meningkatkan pertumbuhan IKM di dalam negeri. Dengan memformulasikan digital environment dengan melibatkan market place, perusahaan logistik, dan Fintech.

“Dengan tekad itu, Kemenperin telah membangun Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas), yang diintegrasikan dengan e-Smart IKM. Program ini mampu memperluas pasar produk lokal di dunia online. Yang mana, saat ini telah diidentifikasi beberapa IKM yang sudah memanfaatkan market place, seperti sektor makanan dan minuman, perhiasan, kosmetik, fashion serta kerajinan,” kata Hartato.

Pungkasnya, saat ini pemerintah sudah menyiapkan infrastruktur untuk mendukung kegiatan pengembangan ekonomi digital, seperti pembangunan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam. Pembangunan ini akan menjadi basis sejumlah pelaku industri kreatif di bidang digital seperti pengembangan startup, web, aplikasi, program-program digital, film dan animasi. (*/sten).