Pantau Pasien DBD, Karinda Sidak RSUP Kandou

SIDAK: Ketua Komisi 4 saat melakukan sidak pasien DBD di RSUP Manado.

MANADO-Jika anggota DPRD Sulut yang lain enggan untuk masuk kantor. Sebagai wakil rakyat James Karinda terus menyikapi tingginya penderita DBD dengan melakukan sidak ke RSUP Kandou Malalayang dan Puskesmas Bahu, Jumat (11/1/2019).

SIDAK: Ketua Komisi 4 saat melakukan sidak pasien DBD di RSUP Manado.

Ketika melakukan sidak ini, Karinda berkunjung terlebih dahulu di ruang IGD RSUP Kandou Malalayang, untuk melihat pelayanan pihak rumah sakit baik itu pasien DBD maupun pasien yang mengunakan BPJS.

Dari kunjungan Karinda sebagai Ketua Komisi 4 membidangi Kesejahtraan Rakyat (Kesra), didapatlah data sampai  Januari 2019 sudah ada 75 pasien yang di rawat dan ada 3 pasien yang meninggal.

“Penanganan sudah sangat optimal dilakukan oleh Rumah Sakit, ini adalah prosedur tetap yang merupakan tanggungjawab rumah sakit untuk menangani kesehatan pasien,” kata dokter Melke Tomboimbela Kepala Instalasi Gawat Darurat RSUP.

Usai melaksanakan sidak di RSUP Kandou Malalayang, Karinda melanjutkan ke Puskesmas Bahu.

Kepada wartawan, Ketua Komisi 4 DPRD Sulut James Karinda memberi apresiasi atas pelayanan pihak rumah sakit dan puskesmas yang dinilai sudah maksimal.

“Setelah melakukan wawancara dengan beberapa pasien yang ditemui. Semua mengaku mendapatkan pelayanan yang baik, dan semua pengguna KIS, BPJS tidak dipungut biaya alias gratis, ini patut diapresiasi,” ucap Karinda.

Sementara itu, terkait adanya keluhan keluarga pasien yang menilai ada kelalaian pihak rumah sakit yang lebih mendahulukan administrasi daripada penanganan kesehatan pasien, Direktur RSUP Kandou Malalayang, dokter Jimmy Panelewen membantah, menurutnya pelayanan yang dilakukan tetap mendahulukan kondisi pasien yang masuk, dan protab yang dilaksanakan memang seperti itu.

“Jadi untuk mengetahui status pasien akan diarahkan keruangan mana, tentu harus dilakukan pemeriksaan, sehingga hal yang tidak mungkin jika pihak rumah sakit lebih mengutamakan administrasi, kalau dilakukan bersamaan ,” tutur Panelewen.

Lanjut Panalewen, sampai hari ini angka pasien DBD terus bertambah meski sudah tertangani, namun ini perlu diwaspadai, sebab dari pantauan di Puskesmas Bahu Manado juga ada pasien yang dirujuk ke rumah sakit karena ada gejala DBD sebanyak 13 orang.

“Fogging itu bukan suatu hal yang mampu mengatasi adanya penyakit DBD. Tetapi yang paling utama adalah dari keluarga sendiri, bagimana lingkungannya tetap bersih,” ujar Panalewen. (mom)